Menjadi bagian dari keluarga yang ‘less show love’ atau apa ya namanya. Jadi gini, mama saya khususnya adalah sosok manusia yang sulit mengekspresikan perasaannya secara nyata.
Jadi, beliau itu hanya akan peduli sama anaknya, kalau kita ada di dekatnya.
Sejak kuliah dulu, saya jarang banget bisa berkomunikasi dengan beliau. Sampai akhirnya saya kerja, lalu menikah dan punya anak.
Boro-boro berkomunikasi ya, saya sms nggak dibalas, ditelpon nggak diangkat.
Jadi, kami semacam loose contact banget ketika jauh dari blio.
Jadinya, ajang mudik itu semacam cara untuk menghubungkan perasaan saya ke ortu, meskipun kadang juga awalnya sakit hati, karena tidak ada euforia berarti menyambut anak perempuannya yang udah bertahun-tahun nggak pulang.
Tentu saja, mudik akhirnya menjadi ajang silaturahmi dengan ortu khususnya mama, juga kakak perempuan satu-satunya.
Karena saya jarang keluar rumah ketika mudik, di hari lebaranlah saya bisa ketemu dengan tetangga, demikian juga dengan keluarga besar mama dan bapak.
Rasanya bahagia juga ketika akhirnya punya saudara, setelah bertahun-tahun sebatang kara di daerah orang.
Selengkapnya di blog parentingbyrey.com tentang mudik dan ceritanya