#BPNRamadan2024 #BPNRamadanDay5
Ngabuburit, sebuah istilah khas di bulan Ramadan yang mana merujuk pada kegiatan sore hari menjelang waktu berbuka puasa. Istilah ini merupakan salah satu istilah yang paling dirindukan ketika mulai memasuki bulan Ramadan. Jika di hari-hari biasa ramainya jalanan dipenuhi oleh para pegawai yang baru pulang kantor, di bulan Ramadan jalanan ramai karena dipenuhi oleh orang-orang yang menanti waktu buka puasa. Ada banyak kegiatan yang biasa dilakukan saat ngabuburit ini, salah satunya berburu takjil di pasar beduk atau bazar Ramadan. Selain itu, menghabiskan waktu dengan mengelilingi kota atau kampung pun turut menjadi aktivitas favorit untuk ngabuburit.
Namun, sebenarnya apa sih arti ngabuburit yang sebenarnya? Sejak kapan istilah ini ada?
Melansir dari laman detikNews, ngabuburit berasal dari bahasa Sunda yang berarti ngalantung ngadagoan burit, bersantai sambil menunggu waktu sore. Saat itu, istilah ini banyak digunakan oleh muda mudi di Bandung yang sering membuat acara musik berjudul ngabuburit yang sarat akan unsur Islami. Acara ini selalu diadakan setiap bulan Ramadan. Itulah sebabnya kata ngabuburit semakin dikenali hingga seluruh Indonesia.
Meski demikian, istilah ngabuburit sudah ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti, “mengabuburit (ngabuburit) adalah menunggu azan Maghrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan.”
Sejak mengenal puasa Ramadan, aku termasuk orang yang menanti waktu ngabuburit ini. Dulu waktu aku masih anak-anak sekitar tahun 99′ hingga 2000an, aku selalu menghabiskan ngabuburit Ramadan dengan mengelilingi pasar beduk, membeli beberapa takjil, menikmati indahnya sore dengan mengelilingi kota, dan menikmati tayangan televisi religi hingga sirine tanda waktu berbuka puasa berkumandang. Saat itu tayangan televisi tidak seperti sekarang yang lebih banyak reality show, dulu mah televisi ‘banjir’ sinetron khas Ramadan: Hikmah, Doa Membawa Berkah, Lorong Waktu, Kiamat Sudah Dekat, Para Pencari Tuhan. Aku yakin, saat kalian membaca judul-judul ini, pasti terngiang di benak kalian soundtrack-soundrack sinetronnya. Iyakan? 😉
Seolah tidak ingin kehilangan momen khas Ramadan jadul itu, sampai saat ini aku masih menikmati salah satu sinetron religi di atas, yaitu Para Pencari Tuhan.