Pekerjaan Ibu Rumah Tangga yang Tak Pernah Terlihat Hasilnya
Nah ini dia nih masalah utamanya, mengapa banyak yang meremehkan pekerjaan ibu rumah tangga, salah satu alasan terbesarnya adalah, karena hasilnya tidak terlihat dengan kasat mata gitu, apalagi hasil kerja berupa uang, seperti hasil ‘pekerjaan’ yang biasa orang sebut itu ‘pekerjaan’.
Selain itu, juga karena faktor keterbiasaan kali ya, misal sejak kecil jarang bahkan bisa dibilang tidak pernah membantu pekerjaan rumah, menganggap kalau semua kerjaan rumah adalah tugas ibu, dan saat mengerjakan pekerjaan rumah ya sama dengan membantu ibu.
Padahal ya, pekerjaan rumah seharusnya bukan tugas ibu, tapi tugas semua anggota keluarga, karena suatu saat yang namanya life skill untuk diri sendiri aja dulu lah, itu sangat dibutuhkan.
Misal, mencuci baju sendiri, membereskan kamar sendiri, menyapu, mengepel, hingga menyetrika baju sendiri, seharusnya itu dikerjakan sendiri sejak kecil, biar tahu kalau kerjaan itu amat sangat berat, hahaha.
Nah, 2 masalah besar itulah yang membentuk pikiran suami hingga kebanyakan masyarakat, bahwa pekerjaan ibu rumah tangga itu bukanlah pekerjaan.
Jadi, bukan hanya sekadar dibilang, ‘nggak kerja’, tapi juga dipandang remeh oleh banyak orang, bahkan oleh ibu rumah tangga itu sendiri.
Padahal ya, coba deh yang meremehkan pekerjaan ibu rumah tangga itu, mencoba gantikan posisi ibu rumah tangga sehari saja, dijamin bakalan masuk angin dan pegal-pegal hingga minta dikerokin dalam semalam suntuk, hahaha.
Terlebih bagi yang jarang mengerjakan pekerjaan rumah, dan terbiasa kerja kantoran atau kerja apa saja yang menghasilkan uang.
Duh dijamin pekerjaan rumah tangga bikin depresi seketika.
Mengapa?
Karena pekerjaan rumah tangga itu, nggak terlihat hasilnya secara kasat mata.
Apalagi kalau punya anak ya.
Kita beberes, eh hanya 5 menit semuanya berantakan banget, even yang punya mamak segalak saya ya, rumah rapi itu cuman bisa bertahan 10 menitan, biar kata mamak Rey udah pelototin dan sounding dari yang halus sampai yang menggelagar, tetap aja tuh mainan berada di segala penjuru rumah, sprei diberantakin, lantai baru dipel udah penuh debu dan pasir lagi serta remahan kue lagi, mau nangis nggak sih?
Paksumsum saya sih masih beruntung, karena saya termasuk seseorang penggila kerapian, jadi saat paksumsum pulang, tuh rumah masih berbentuk rumah yang lumayan rapi lah, karena mamak Rey menggelagar mulu kalau liat mainan berantakan, hahaha.
Itu baru masalah rumah yang berantakan (seolah nggak pernah dibersihin), belum lagi pekerjaan lain, kayak memasak, nyuci baju, nyetrika baju, nyuapin anak makan yang kadang bikin kesel banget kalau pas GTM.
Para suami yang kerja di kantor, manalah paham hal itu.
Di mata mereka, hal itu nggak pernah terjadi, karena nggak terlihat hasil kasat matanya, atau bisa dibilang, banyak suami yang nggak peka pake pikirannya, bertanya-tanya.
Tuh anak-anak makin gendut menggemaskan karena apa ya?
Itu baju yang kemaren dibuang di sudut kamar, kok bisa kabur ke dalam lemari, udah rapi dan wangi pulak! Itu masakan kok bisa nangkring sendiri di meja makan? dan lain segalanya, hahaha
Karena pekerjaan rumah tangga itu, tidak menghasilkan uang.
Nah ini dia juga masalah besarnya, karena kebanyakan orang beranggapan bahwa, kerja ya menghasilkan uang.
Sementara pekerjaan ibu rumah tangga, malah mengeluarkan uang, hahaha.
Makanya, jangan berumah tangga aja sekalian, jadi nggak mengeluarkan uang, hahaha.
Baca Selengkapnya
Visit Blog