Sekolah Tatap Muka di SD Kakak
Sebagai parent beranak 2 jagoan, yang udah selama 2 tahunan ini struggling dengan berdamai akan suara jejeritan anak-anak, sesungguhnya sekolah atau pembelajaran tatap muka atau PTM, adalah sesuatu yang saya rindukan.
Betapa tidak ya, dengan si Kakak pergi ke sekolah meski hanya beberapa jam, maka selama itu telinga saya bisa sedikit bebas dari jeritan, tangisan anak-anak yang berantem.
Well, mungkin sebagian orang akan berkata, ibu seperti apa sih yang menganggap jeritan dan tangisan anak-anak adalah sebuah gangguan?
Off course ibu seperti saya, yang telinganya sudah semakin terganggu pendengarannya, sejak punya anak, hahaha.
Iya, anak-anak saya tuh ya, entah mengapa keduanya punya suara melengking, mungkin efek maminya yang ketika hamil, masih juga main ke karaokean, dan nyanyi dengan semangat pakai suara melengking, hahaha.
Alhasil, sejak si Kakak lahir, kalau nangis tuh bikin sekampung heboh, berasa dia dicubit atau disiksa, tangisannya keras dan melengking dong, kebayang kan saya yang gendongin, dengan suara melengking di samping kuping saya.
Bukan hanya si Kakak, si Adik pun demikian.
Sejak bayi sukses bikin kuping saya makin terganggu pendengarannya.
Dan suara lengkingan mereka tuh, terus ada sampai sekarang.
Jadi, udah sedikit paham kan ya, mengapa saya merindukan sekolah tatap muka atau PTM sejak lama, karena sejak 2 tahunan pandemi ini, saya sungguh hampir kehilangan kewarasan mendengar suara jeritan anak-anak, yang udah kayak Tom and Jerry setiap hari, hiks.
Karenanya, ketika mendengar kabar adanya PTM, seketika hati bahagia, meski tentu saja akan ada tantangan baru, misalnya menyiapkan si Kakak berangkat sekolah, tapi saya pikir hal itu nggak seberapa, dibanding rasa pengen menyendiri dari jeritan anak-anak, hahaha.
Awalnya sih masalah PTM ini memang jadi tantangan besar, karena saat itu saya yang harus mengantar jemput si Kakak di sekolahnya, which is jarak sekolah si kakak dari tempat tinggal kami tuh lumayan jauh juga, sekitar 4-5 km, jadi PP naik motor sambil bawa si Adik sejauh kurleb 10 km dong tiap hari, ckckck.
Baca Selengkapnya
Visit Blog