Dalam ternak ayam kampung berbasis integrated farming dan slow living, keharmonisan dengan alam menjadi kunci utama.
Salah satu aspek yang harus mendapat perhatian khusus adalah metode penetasan telur untuk keberlanjutan peternakan.
Dua cara utama yang digunakan peternak adalah penetasan alami dengan induk ayam dan penetasan buatan menggunakan mesin tetas.
Dalam sistem chicken garden, pemilihan metode penetasan juga harus memperhatikan keseimbangan ekosistem serta manfaat jangka panjang bagi peternakan.
Baca juga: Chicken Garden: Ternyata Beternak Ayam Kampung itu Menyenangkan dan Menguntungkan!
Penetasan Alami dalam Konsep Chicken Garden
Penetasan telur ayam secara alami sangat cocok untuk peternakan berbasis chicken garden.
Sesuai dengan metodenya yang alami, ayam dibiarkan hidup semi-bebas dalam lingkungan yang mendukung perilaku alaminya.
Proses alami terkait penetasan telur ini sudah berlangsung selama ribuan tahun dan tidak memerlukan intervensi teknologi untuk membantu proses tersebut.
Namun demikian, ada beberapa langkah yang perlu dipersiapkan sebelum membiarkan ayam mengeram dan anak ayam menetas secara alami.
Berikut ini adalah tata cara dan persiapan untuk penetasan alami ayam kampung:
📌 Cara Kerja Penetasan Alami:
Memilih Induk yang Siap Mengeram
Induk ayam yang sudah siap akan menunjukkan tanda yang sensitif.
Perilakunya seperti lebih banyak diam, bulu meremang, dan lebih protektif terhadap sarangnya.
Menyediakan Sarang Alam
Dalam konsep chicken garden, induk bisa memilih tempat yang nyaman untuk mengeram.
Contohnya seperti di bawah semak-semak atau dalam kotak kayu dengan jerami.
Menjaga Lingkungan Tetap Alami dan Aman
Saat ayam akan mengeram, area peternakan harus bebas dari predator dan memiliki perlindungan alami seperti pagar hidup.
Menunggu Proses Alami Berjalan
Induk akan mengerami telur selama 21 hari, sambil tetap mendapatkan akses ke pakan alami. Pastikan ayam tidak terganggu, demi keberhasilan proses pengeraman.
Setelah Menetas, Anak Ayam Tetap Bersama Induknya
Proses alami ini memungkinkan anak ayam yang baru menetas mendapatkan asuhan langsung dari induknya.
Kemudian para anak ayam akan belajar dari induknya untuk mencari makan sendiri.
📌 Kelebihan Penetasan Alami dalam Integrated Farming:
✔ Lebih alami dan hemat energi
Proses penetasan telur ayam secara alami tentu sangat hemat energi, sebab tidak membutuhkan listrik atau alat tambahan.
✔ Anak ayam lebih sehat dan kuat
Karena mereka mendapatkan perawatan langsung dari induknya, fisik anak ayam akan lebih sehat dan kuat.
✔ Mendukung keseimbangan ekosistem
Induk yang bertelur dan mengerami akan tetap terintegrasi dengan sistem chicken garden tanpa mengganggu ekosistem alami.
✔ Lebih hemat biaya
Tidak perlu investasi dana lebih pada mesin tetas atau perawatan intensif.
📌 Kekurangan Penetasan Alami:
✖ Jumlah telur yang bisa ditetaskan terbatas
Induk ayam hanya bisa mengerami sekitar 10–15 butir per periode. Jumlah ini tentu lebih terbatas dan tidak cocok untuk percepatan.
✖ Produksi telur terganggu
Induk ayam yang mengeram tidak akan bertelur selama beberapa minggu karena harus melalui siklus alaminya.
✖ Rentan terhadap gangguan lingkungan
Cuaca ekstrem atau serangan predator bisa mempengaruhi keberhasilan penetasan telur ayam.
Baca juga: Pakan Alami untuk Ayam Kampung: Budidaya Mudah, Hemat, Dijamin Sehat!
Penetasan Buatan dalam Konsep Slow Living
Bagi peternak yang ingin meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan prinsip slow living, penggunaan mesin tetas bisa menjadi pilihan yang lebih efisien.
Mesin tetas membantu meningkatkan jumlah telur ayam yang bisa ditetaskan tanpa mengurangi keseimbangan ekosistem di peternakan.
📌 Cara Kerja Penetasan Buatan:
Memilih Telur Berkualitas
Hanya telur dari indukan sehat yang digunakan agar hasilnya optimal. Pastikan untuk memilih telur fertil atau telur yang pasti dibuahi.
Menempatkan Telur dalam Mesin Tetas
Mesin ditempatkan di lokasi yang tenang, tidak bising, dengan tujuan tidak mengganggu aliran energi alami dalam peternakan.
Menjaga Suhu dan Kelembaban
Suhu ideal untuk penetasan telur ayam adalah 37–38°C, dengan kelembaban sekitar 60% untuk mengoptimalkan proses pengeraman buatan.
Membalik Telur Secara Rutin
Telur harus dibalik setiap 6–8 jam agar perkembangan embrio merata. Atau pilih mesin tetas yang memiliki rotator otomatisnya.
Hari ke-18, Meningkatkan Kelembaban
Kelembaban dinaikkan hingga 70% untuk mempermudah penetasan. Hal ini bisa disiasati dengan menambahkan air lebih banyak di baki penyimpanan.
Hari ke-21, Anak Ayam Menetas
Setelah menetas, DOC (Day Old Chick) dipindahkan ke kandang khusus di dalam peternakan yang masih selaras dengan konsep chicken garden.
📌 Kelebihan Penetasan Buatan dalam Integrated Farming:
✔ Menetaskan dalam jumlah besar
Mesin tetas bisa menampung puluhan telur dalam satu siklus penetasan. Hal ini akan efektif untuk percepatan jumlah anakan ayam.
✔ Produktivitas indukan tetap tinggi
Karena tidak melalui proses alaminya untuk mengeram, maka induk ayam tetap memproduksi telur.
✔ Lebih terjadwal dan efisien
Penetasan telur buatan membuat indukan ayam tidak melalui proses alami yang menyebabkan perilaku sensitif.
✔ Cocok untuk peternakan yang ingin berkembang tanpa kehilangan nilai alami
Penetasan buatan bisa diterapkan tanpa mengganggu ritme alami indukan ayam.
📌 Kekurangan Penetasan Buatan:
✖ Memerlukan investasi awal
Mesin tetas memiliki harga yang bervariasi tergantung kapasitasnya.
✖ Memerlukan pengawasan ekstra
Suhu dan kelembaban harus selalu dijaga kelembaban dan suhunya agar tingkat keberhasilan tinggi.
✖ Tidak ada induk yang merawat anak ayam
DOC harus dirawat secara manual, memerlukan pakan khusus dan pemanas tambahan.
Perbandingan Penetasan Alami vs Penetasan Buatan dalam Konsep Integrated Farming
Faktor
Penetasan Alami
Penetasan Buatan
Kapasitas
10–15 telur per induk
Bisa puluhan telur dalam satu mesin
Biaya
Lebih murah, tanpa alat tambahan
Perlu investasi untuk mesin tetas
Keberhasilan
80–90% jika induk sehat
70–90%, tergantung manajemen
Produktivitas Induk
Berhenti bertelur saat mengeram
Tetap bertelur karena tidak mengeram
Perawatan Anak Ayam
Langsung dirawat induknya
Harus dirawat manual
Pengaruh pada Ekosistem
Mendukung keseimbangan alam dalam chicken garden
Harus dikontrol agar tetap harmonis
Baca juga: Kandang yang Fungsional dan Optimal, Kunci Ayam Sehat, Telur Melimpah, dan Kebun Subur
Kesimpulan: Mana yang Lebih Cocok untuk Peternakan Slow Living?
Jika menerapkan konsep integrated farming dan slow living, pilihan metode penetasan bergantung pada tujuan jangka panjang peternakan.
Jika ingin mempertahankan pendekatan yang lebih alami dan harmonis dengan lingkungan, penetasan alami adalah pilihan terbaik.
Namun, jika ingin meningkatkan produksi tanpa kehilangan prinsip keseimbangan, penetasan buatan bisa menjadi solusi yang lebih efektif dan efisien.
Kombinasi kedua metode penetasan juga bisa menjadi strategi menarik.
Misalnya, menetaskan sebagian telur dengan mesin tetas untuk meningkatkan produktivitas.
Sementara tetap membiarkan beberapa induk mengerami telur secara alami untuk menjaga keseimbangan dalam chicken garden.
Dengan pendekatan ini, peternakan tetap bisa berkembang tanpa kehilangan nilai-nilai slow living yang menekankan keselarasan dengan alam dan kesejahteraan hewan.
Memilih metode penetasan bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga bagaimana cara mengelola peternakan agar tetap selaras dengan prinsip keberlanjutan.
Serta tetap menjaga keseimbangan ekosistem, dan kehidupan yang lebih sederhana serta bermakna.