Apa yang kamu bayangkan ketika mendengar istilah ‘editor’? Setiap membaca buku, pernahkah kamu penasaran dengan melihat siapa editor buku tersebut? Sebagian besar tahu bahwa pekerjaan editor buku adalah mengedit tulisan seorang penulis yang akan menerbitkan bukunya, biasanya berkaitan dengan mengoreksi tulisan agar lebih enak dibaca dan sesuai target pasar, mengoreksi kesalahaan ejaan dan pengetikan, membahas isi naskah dengan penulis jika perlu perbaikan, dan sebagainya. Namun, sudah tahukah kamu bahwa editor di sebuah penerbit memiliki tingkatan yang berbeda, yang juga memiliki tugas yang berbeda?
Meski disesuaikan dengan kebutuhan penerbit, editor sendiri terdiri atas beberapa posisi. Sebagian besar di antaranya terdiri atas proofreader dan editor. Proofreader sendiri memiliki tugas secara teknis untuk memastikan tidak ada kesalahan fatal dalam penulisan sebelum tulisan tersebut diterbitkan, yakni memeriksa ulang dengan mengoreksi ejaan dan tata bahasa, serta memeriksa kesalahan dalam pengetikan. Sementara itu, berbeda dengan proofreader, editor memiliki tugas yang biasanya berkaitan langsung dengan penulis dalam membahas isi buku, memastikan fakta dalam tulisan, mengoreksi tulisan secara keseluruhan dan berwenang dalam mengubah isi tulisan (yang tentu dikomunikasikan dengan penulis), memberi saran dan masukan untuk penulis jika terdapat penambahan dan pengurangan materi, bahkan hingga menyeleksi dan memutuskan tulisan yang akan dipilih untuk diterbitkan. Meski begitu, ada pula editor yang tugasnya hanya berkaitan dengan tulisan dan tidak bersinggungan langsung dengan penulis, biasanya untuk junior editor atau editor pemula.