Dalam beberapa tahun ini, dilema transportasi udara semakin menjadi perbincangan publik. Mulai dari harga tiket yang melonjak, sampai beberapa maskapai yang berhenti beroperasi setiap hari. Bagaimana tidak, pandemi mempengaruhi setiap lini kehidupan. Termasuk transportasi antar pulau yang memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Bekalangan, maskapai penerbangan Batik Air masuk ke bandara Aceh. Di sini, saya berniat berbagi pengalaman pertama terbang bersama Batik Air.
Kata orang, pengalaman pertama akan meninggalkan kesan yang baik untuk siapa saja. Semoga saja, tulisan ini bisa menjadi referensi bagi Olivers yang ingin terbang bersama Batik Air.
Memang benar, membeli tiket pesawat itu ada waktu dan harus rajin ngecek. Saya tidak membantah itu. Namun penerbangan saya bersama Batik Air kali ini karena tugas dinas yang izinnya keluar mepet juga. Sehingga harga tiket yang saya dapatkan waktu itu lumayan tinggi, Rp 2,6 juta dari Banda Aceh ke Jakarta. Lumayan, ya!
Tidak salah jika orang Aceh lebih memilih liburan ke Malaysia, Thailand, atau Singapura saja. Harga tiket pesawatnya enam kali lebih murah. Solusi lainnya, jika terbang ke Jakarta dari Aceh, transit dulu di Kuala Lumpur. Harganya lebih murah sedikit. Namun butuh waktu yang lebih panjang dan menurut saya lebih ribet jika tidak ada tujuan di Kuala Lumpur.