Pada tahun dengan angka kembar per dua digit, perahu (atau kita sebut saja kapal) yang masih kecil dan ringkih mulai berlayar pelan-pelan ke tengah lautan. Dengan perbekalan yang sedikit, Kapten Kapal dengan percaya diri memimpin kendali untuk berlayar dengan tujuan awal berjarak kurang lebih enam ratus enam puluh tujuh kilometer dari pusat ibu kota negara. Dia mulai belajar mengenali kondisi angin, mengecek layar yang terbentang, meneropong segala kemungkinan, berjaga dengan badai, dan sering pula (bersama-sama) berusaha untuk mendayung sampan lebih kuat agar perahu tetap berjalan.
Sementara itu, sang Awak Kapal mulai mengenali kondisi. Dia tahu bahwa awal perjalanan ini akan sangat membutuhkan juang yang hebat, badan yang sehat, dan mental yang kuat. Dia tahu bahwa akan ada bagian-bagian penting yang membutuhkan dirinya untuk memegang kendali, memastikan (mencari dan menyiapkan) segala kebutuhan hidup agar terpenuhi. Ada saat Awak Kapal terpaksa bertukar peran untuk mengambil alih, tetapi dia jalani dengan senang hati. Bukankah sang Kapten dan Awak Kapal telah saling percaya dan berjanji?
Baca Selengkapnya
Visit Blog