fbpx

Perjalanan Menemukan Diri Sendiri

18 February, 2022
Hidup di dunia penuh dengan keanekaragaman sempat membuatku terlalu asyik mengobservasi mereka yang ada disekitarku. Dimulai dengan memperhatikan parasnya, memperhatikan tingkah lakunya, memperhatikan senyumnya, dan tak jarang pula aku memperhatikan kebiasaannya. Tanpa aku sadari, waktu demi waktuku habis hanya untuk memperhatikan mereka yang sebenarnya tak mempunyai arti yang signifikan untuk diriku sendiri. Memperhatikan bukan hanya hal yang sudah kulakukan sedari kecil, aku juga kerap kali menemukan diriku mencoba hal-hal baru yang dilakukan oleh mereka yang aku amati. Aku tak peduli bagaimana pikiranku dan perasaanku saat mencoba hal yang mungkin saja tidak kunikmati saat itu. Aku hanya ingin melakukan apa yang orang yang kuamati lakukan.
 
“I want to be like her”
 
Iya. Aku akui bahwa aku bukanlah seseorang yang mengenal diriku sendiri. Bertahun tahun hidupku aku habiskan untuk orang lain. Meskipun dimata orang lain mungkin aku masih terkesan egois. Tapi kenyataannya, masa laluku habis kugunakan untuk menjadi mereka yang bukan aku. Titik dimana aku menyadari hal tersebut adalah ketika jarak mulai memisahkan diriku dengan ia yang aku amati. Aku seperti kehilangan arah dan tak tahu apa yang seharusnya aku lakukan. Alhasil waktu yang kulalui setelahnya adalah waktu-waktu kosong yang tak begitu bermakna. Hingga pada akhirnya aku mulai bertanya pada diriku sendiri.
“Memang aku itu seperti apa? Siapa aku?”
 
    Bukan suatu hal yang mudah bagiku untuk bisa mendeskripsikan diri. Untuk bisa sampai pada titik dimana aku bisa sedikit menjelaskan diriku sendiri pun butuh waktu yang tidak singkat. Tapi aku percaya, setiap orang di dunia ini pasti punya prosesnya sendiri dalam menemukan jati diri mereka. Begitupun aku.
 Di dunia yang penuh dengan keanekaragaman ini, kini sedikitnya aku mengerti tentang arti dari keanekaragamn itu sendiri. Rupanya manusia memang sangat berbeda satu sama lain. Bahkan aku yang dilahirkan oleh kedua orang tuaku saja mungkin bisa mempunyai kepribadian yang jauh berbeda. Hal ini aku sadari ketika aku mengenal yang namanya cinta. Terlalu klise dan terlalu panjang untuk dibahas disini. Tapi satu yang pasti, hal itulah yang akhirnya membuatku sampai pada kondisi sadar akan diri sendiri. Pernah suatu saat aku tanyai ia yang katanya menyukaiku pada saat itu.
“Eh aku penasaran deh. Menurutmu, aku orangnya kaya gimana sih?” kataku
“Kamu itu misterius. Kamu itu cuek. Tapi gatau kenapa aku suka” jawabnya dengan ekspresi yang sedikit menyebalkan.
    Pernyataan tentang kesannya padaku saat itu tidak pernah luput dari pikiranku hingga saat ini. Aku pun juga jadi melihat diriku sebagai seseorang yang misterius dan cuek, dengan tambahan “artinya akus sulit ditebak dan sulit untuk dipahami”. Alhasil persepsi pada diriku pun demikian dan membuatku merasa sulit juga untuk mengerti dan mengenal diriku sendiri. Aku kesulitan untuk bisa mengenal diri. Setelah hubungan kami selesai, saat itulah juga aku juga berhenti mengamati ia yang selalu aku perhatikan. Akhirnya aku pun punya banyak waktu untuk berfokus pada diriku. Tentunya bukan remaja kalau gak melalui proses move on tanpa gagal. Meskipun galau dan sulit fokus, aku tetap menjalani kehidupan seperti biasa. Mengkuti kegiatan tak tentu arah bahkan jauh dari jalan yang seharusnya aku tempuh.
    Beberapa tahun kemudian, aku sempat kesal pada diriku sendiri ketika menyadari waktuku terbuang sia-sia untuk hal yang tidak bermanfaat untuk diriku di masa depan. Masa dimana aku mengenal kehidupan layaknya zombie hidup yang menyamar jadi manusia. Lebay memang. Tapi dulu aku merasa begitu. Tapi, karena kodrat manusia memang untuk selalu berevolusi dan berpikir, akhirnya aku pun bisa keluar dari lingkaran setan, maksudku hidup sebagai zombie.
Ngomong-ngomong tentang menemukan diri, ada satu lagu yang aku rasa cukup menjelaskan diriku dimasa lalu. She Used To be Mine milik Sara Bareilles adalah lagu yang selalu mengingatkanku akan diriku di saat itu. Lagu yang pernah dan akan selalu membuatku merasa dipeluk karena rasanya bagai dimengerti oleh tiap bait lirik yang dinyanyikan. Singkatnya aku adalah seseorang yang naif, lugu, polos, misterius, cuek, dan tentunya aku tidak mengenal diriku sendiri. Tapi karena waktu mengajakku untuk lekas beranjak dewasa, akhirnya aku menyadari kalau mengenal diri sendiri adalah suatu keharusan dalam hidup.
    Tak bisa dipungkiri bahwa waktulah yang sedikit mendewasakanku dan proses mengenal diri sendiri adalah perjalanan hidup yang paling mengagumkan. Karena disaat itulah keindahakan tentang kemanusiaan terasa sangat nyata. Bagaimana aku mulai menyadari pikiranku sendiri, bagaimana aku mulai mengerti perasaanku sendiri, dan bagaimana akhirnya aku bisa mengenal diri sendiri adalah hal yang sangat indah bagiku. Dimulai dari hal yang kecil seperti itulah yang akhirnya berhasil mengantarkanku pada kertas yang dulunya putih kini sedikit demi sedikit terisi tulisan tentang siapa diriku. Jadi kalau ditanya kembali,
“emang aku itu orangnya gimana sih? dan sebenernya aku tuh siapa?”
 
    Dengan senang hati aku akan menjawab “Aku adalah diriku. Seseorang yang kata orang sulit dimengerti tapi juga seseorang yang terus belajar untuk terus mencoba untuk mengerti diri sendiri”. Begitulah singkatnya. Tapi kalau ditelusuri kembali siapa diriku, tentunya aku adalah seseorang yang tak pernah habis untuk bisa dipelajari. Karena tak ada satupun buku yang dapat menjelaskan siapa diriku.
NEVER ENDING STORY.
Baca Selengkapnya
Next Post:

Hidup Penuh Kejutan

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Farrastania Luthfie Alifia
Tidak ada informasi member

Halo, !

Categories

More than 3500 female bloggers registered

PT. PEREMPUAN DIGITAL INDONESIA
Cyber 2 Tower 11TH Floor JL HR Rasuna Said Jakarta Selatan

calendar-full
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram