Ketika menemani anak saya belajar menjelang ujian tengah semester, saya menyadari bahwa kini topik pubertas telah masuk dalam buku Ilmu Pengetahuan Alam dan sosial kelas V dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek (namanya saat itu).
Dalam buku yang digunakan sebagai buku ajar Kurikulum Merdeka ini, Pubertas dikaitkan langsung dengan topik Bagaimana Aku tubuh besar dalam BAB Bagaimana Kita Hidup dan Bertumbuh.
Buat saya, merupakan suatu kemajuan yang sangat berarti mengingat di angkatan saya dulu informasi mengenai hal ini terbilang sangat minim. Pembicaraan mengenai pubertas dan seksualitas pada umumnya masih dianggap tabu.
Beruntunglah, saya terakhir dari Ibu yang merupakan seorang bidan. Sehingga pembicaraan dilakukan di rumah dengan bahasa yang lebih lugas dalam konteks pembelajaran.
Saya tidak dapat membayangkan seandainya dulu tidak mengalami pembicaraan yang mendalam dengan kedua orang tua saya, betapa menantangnya menghadapi masa puber. Perubahan fisik dan emosi yang gampang naik turun, asli bikin bingung!
Sekarang saya sendiri telah menjadi orang tua, dengan anak yang saat ini bisa dibilang berusia pra remaja. Seiring pertumbuhannya, ada banyak hal yang sedang dialami dan mungkin bagi anak saya sulit dimengerti dan masih ingin Ia cari tahu lagi. Meskipun telah mendapatkan informasi dari sekolah dan guru, tanggung jawab terbesar tetap berada di orangtua. Kita harus bijaksana mempersiapkan mereka melalui masa transisi ini.
Memahami Pubertas
Masa pubertas adalah masa perubahan seseorang dari tadinya anak-anak menjadi remaja dan seterusnya akan bertumbuh menjadi wanita dan pria dewasa. Perubahan ini dipengaruhi oleh hormon pada tubuh.