Buku Pulang-Pergi karya Tere Liye tak hanya menceritakan kelanjutan buku Pulang dan Pergi. Tetapi juga kelanjutan dari buku Negeri di Ujung Tanduk dan Negeri Para Bedebah. Buku yang selalu aku tunggu setiap kali Tere Liye mengeluarkan buku barunya.
“Ada jodoh yang ditemukan lewat tatapan pertama. Ada persahabatan yang diawali lewat sapa hangat. Bagaimana jika takdir bersama ternyata, diawali dengan pertarungan mematikan? Lantas semua cerita berkelindan dengan, pengejaran demi pengejaran mencari jawaban? Pulang-Pergi.”
Judul : Pulang-Pergi
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Sabakrip
Tahun terbit : 2021, cetakan pertama
Tebal buku : 414 halaman
Harga : Rp89.000
Menceritakan tentang Bujang yang tak tahu harus kemana setelah pulang dan pergi. Bujang yang sedang berkunjung ke makam orang tuanya mendapatkan sebuah pesan misterius. Bertuliskan pesan dari Krestniy Otets, pemimpin brotherhood Bratva.
“Anakku Si Babi Hutan
Butuh berapa kali lagi aku mengingatkanmu, jadwal pertunanganmu dengan Maria telah ditetapkan. Dua hari dari sekarang. Ini pesan keempat, sekaligus terakhir kali yang aku kirimkan. Jika kau tidak datang, membuat Maria malu di depan tamu-tamu undangan, menyakiti hati putriku, itu berarti perang antarkeluarga.
Catat baik-baik, Anakku, kau masih bisa berdiri segar bugar di depan makam kedua orang tuamu saat ini, hanya karena aku sangat menyayangi putriku. Tidak ada kesempatan berikutnya. Datang atau mati. Menikah dengan Maria atau aku ratakan makam kedua orang tuamu.
Kristney Otetes”
(halaman 9)
Sebuah surat yang membuat Bujang kesal karena mengingatkan akan duel 3 bulan lalu. Dia tak menyangka jika Maria serius memintanya untuk menikah setelah Bujang mengalahkannya. Bagaimana tidak, Maria anak tunggal penguasa shadow economy di Rusia yang cantik, pintar, dan kaya raya mau dengan pemuda sepertinya.
Bujang akhirnya pergi bersama Edwin menuju Moskow dengan transit ke Manila terlebih dahulu. Memikirkan ancaman Otets, Bujang perlu seseorang yang mungkin bisa membantunya bicara baik-baik. Solonga, guru menembaknya, dipilih untuk menemani Bujang bertemu dengan Otets. Setidaknya Bujang berharap acara pertunangannya dapat dibatalkan atau minimal ditunda, agar Bujang bisa berkenalan dahulu dengan Maria.