Ramadan tahun ini begitu berarti, meskipun di tengah keterbatasan karena puasa dan masa pantang 40 hari masa Prapaskah. Aku, seorang ibu Katolik dengan tiga anak, menjalani hari-hari yang penuh tantangan sekaligus berkah. Di satu sisi, ada rasa lelah yang kadang menyelimuti, namun di sisi lain, ada kehangatan dari berbagi dan kasih yang tulus, yang mengalir tanpa batas di bulan suci ini.
Menyambut Ramadan dengan Hati Terbuka
Setiap pagi, aku berusaha bangun dengan semangat. Begitu membuka mata, aku langsung menyambut hari dengan merenungi kenangan masa kecil yang begitu hangat. Sambil menatap foto-foto kenangan bersama anak-anak, aku teringat betapa indahnya hari-hari ketika ibuku selalu mengajarkan arti berbagi dan kepedulian kepada sesama. Dalam setiap potret itu, tampak wajah-wajah polos yang tersenyum lebar, penuh rasa syukur dan kehangatan cinta yang sederhana namun mendalam.