Bayangkan sebuah dunia di mana dewa-dewi yang selama ini kita sembah tidak lahir sebagai makhluk ilahi, melainkan manusia biasa yang terluka, penuh keraguan, dan terlibat dalam pertarungan batin. Bagaimana jika Shiva—sang penghancur dalam Trimurti Hindu—ternyata awalnya hanyalah seorang pejuang dari pegunungan yang terjebak dalam takdir besar?. Inilah yang dilakukan Amish Tripathi dalam The Immortals of Meluha. Ia mengacak-acak mitologi India yang sakral, lalu menyusunnya kembali menjadi kisah epik yang manusiawi, penuh aksi, dan filosofi modern. Buku ini bukan sekadar retelling tentang Dewa Shiva, tapi eksperimen berani yang mempertanyakan: Apa bedanya dewa dan manusia? Apakah keilahian bisa lahir dari keterpurukan?