Cerita di buku ini dimulai dengan latar Indonesia di tahun 1950 sampai dengan 1990. Sosok utama dalam buku ini adalah Marni dan ibunya. Marni adalah gadis remaja ambisius yang menginginkan lebih dari hidupnya. Dia adalah anak tunggal, dibesarkan oleh ibunya yang berprofesi mengupas ketela. Karena pekerjaannya umumnya mudah, mereka (perempuan) dibayar dengan makanan, bukan uang. Hanya laki-laki, yang melakukan angkat berat, dibayar dengan uang.
Saya menyukai remaja Marni karena dia ambisius dan belum pernah terjadi sebelumnya – ingin dibayar dengan uang untuk jasanya, ingin memakai entrok (bra) ketika itu adalah norma untuk tidak memakainya karena hanya orang-orang berduit yang bisa memiliki entrok dengan berbagai warna dan model. Marni menginginkan kehidupan yang lebih baik dari apa yang ditawarkan ibunya. Saya suka bahwa dia tidak takut dengan mimpinya, meskipun pandangannya bertentangan dengan ibunya.