Oei Hui Lan merupakan putri orang terkaya di Asia Tenggara pada jaman kependudukan Hindia Belanda di Indonesia. Ayahnya, Oei Tiong Ham yang merupakan pengusaha gula di Semarang, memberikannya kemewahan dan harta berlimpah. Sementara, sang ibu menjadikannya sejajar dengan kalangan atas bangsawan Eropa dan berhasil menikahkannya dengan seorang politikus handal, Wellington Koo.
Kisah Oei Hui Lan dimulai dari masa kanak-kanaknya di Semarang. Ia tinggal bersama orang tua, kakak perempuan, dan berpuluh-puluh pelayan di tempat kediamannya yang serupa istana. Berbagai kenyamanan dan apapun yang ia minta, pasti dapat dikabulkan oleh ayahnya karena itu ia lebih dekat pada ayahnya daripada ibunya.
Kehidupan rumah tangga ayah dan ibunya tidak seharmonis yang dilihat orang. Meski ibunya tahu ayahnya punya banyak gundik dan anak, tapi keduanya bersikeras tidak akan bercerai. Siapa sangka, kehidupan Hui Lan dan kakaknya di kemudian hari pun dibayangi oleh gundik dari suaminya sendiri.
Meski dilimpahi kekayaan dan harta yang berlimpah, bukan berarti Oei Hui Lan tidak menghadapi kisah kehidupan yang berliku. Perasaan pada cinta pertamanya harus kandas karena pujaan hatinya bukanlah termasuk orang yang terhormat. Berlanjut dengan kisah perjodohannya dengan Wellington Koo oleh kakak dan ibunya.