Lara dan ke-11 saudarinya dilatih oleh sang ayah, Raja dari Maridrian, untuk dijadikan istri sesuai dengan kesepakatan mereka kepada Ithicana. Tapi, bukan menjadi sembarang istri melainkan juga sebagai seorang pejuang, dimana mereka diberikan banyak pelatihan keras layaknya prajurit. Tujuannya adalah tak lain dan tak bukan untuk merubuhkan Ithicana. Mereka mempercayai bahwa kemiskinan dan kelaparan yang dilanda oleh Maridrina ini karena adanya monopoli di “The Bridge” oleh Ithicana dan dengan merebut itu mereka akan menjadi Kerajaan yang lebih baik.
Atau seperti itulah yang dipercayai oleh mereka. Mengetahui bahwa Lara dan saudari-saudarinya yang tak terpilih menjadi Ratu Ithicana akan dibunuh oleh sang ayah, maka Lara memutuskan bahwa harus Lara yang menjadi Ratu Ithicana meskipun bukan ia yang terpilih. Ia meracuni seluruh saudarinya hingga ia pilihan yang tersisa untuk “dikirim” ke Ithicana.
Lara yang sangat membenci Aren, Raja Ithicana, mulai menyusun rencana bagaimana agar para prajurit Maridrina bisa menyerang Ithicana karena tak satupun orang luar bisa masuk dan keluar tanpa diketahui oleh pihak Ithicana. Namun semakin lama mengenal Aren dan warga Ithicana, Lara menjadi ragu dengan kebenaran yang selama ini ia ketahui. Lama kelamaan ia mengetahui bahwa ia dan saudarinya telah dibohongi dan semua ini demi ambisi besar sang ayah untuk menguasai Ithicana.
Lara pun mulai membelot dari sang ayah dan hidup dengan Bahagia dengan Aren di Ithicana, sayangnya tanpa sepengetahuan Lara bahwa strategi untuk merebut Ithicana yang ia buat telat terkirim ke Maridrina dan mengancam seluruh Ithicana. Kini Lara dicap sebagai Ratu Pengkhianat dan tidak diterima dimana pun baik di Maridrina maupun Ithicana. Tak segan-segan kedua Kerajaan ini sama- sama ingin melenyapkan Lara.
Berikut reviewnya!
