fbpx

Semarak Diskon Gembira Tanggal Kembar yang Buat Bumi Menangis

29 November, 2024

Katanya mau berperan jaga bumi, marah ketika ada yang buang sampah di sungai, ngomel ketika udara penuh polusi? Tapi juga suka beli barang ngga kira-kira pas tanggal kembar dan payday? Yuk, lindungi bumi dengan gaya hidup berkelanjutan dengan lebih bijak belanjakan uang. Eits, ngga ribet kok, simak dan mulai gaya hidup dengan baca penjelasan di bawah, ya.

Mulai dari gaya hidup berkelanjutan. 

Jadi, gaya hidup keberlanjutan adalah cara hidup dengan prinsip mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memastikan sumber daya alam tetap terjaga untuk generasi mendatang. Singkatnya, kita berupaya untuk hidup selaras dengan alam.

Kenapa gaya hidup keberlanjutan penting?

Gaya hidup berkelanjutan bukan cuma sekadar tren, tapi juga kebutuhan untuk keberlangsungan bumi. Sederhananya, untuk menjaga bumi tetap sehat dan lestari. Dari hal kecil seperti melindungi bumi dengan memilih simpan bungkus permen dalam tas saat belum menemukan tempat sampah. Gaya hidup berkelanjutan juga dapat dimulai dengan cara mengurangi konsumsi energi, limbah, dan polusi. Selain menjamin masa depan dengan mengelola sumber daya yang terbatas, gaya hidup berkelanjutan juga membuat kesehatan lebih baik, imunitas lebih kuat, dan kesejahteraan mental lebih tinggi, lho

 

Gaya hidup keberlanjutan dan bijak berbelanja

Terus apa hubungan gaya keberlanjutan dengan wishlist dan kalap checkout saat tanggal kembar? 

Diskon tanggal kembar memang menjadi magnet kuat bagi banyak konsumen. Membeli barang murah seringkali dianggap sebagai cara efektif untuk memenuhi kebutuhan. Namun, tanpa sadar, momen diskon besar-besaran tersebut dapat memicu dorongan impulsif untuk membeli barang yang bahkan sebenarnya ngga dibutuhkan sama sekali.

Gangguan Kesehatan Mental

Pernah ngga merasa ketagihan belanja pas diskon gede-gedean? Ternyata, dikutip dari laman Halodoc, kecanduan belanja online sama seperti berjudi yang bisa bikin seseorang ketagihan. Banyak orang yang hobi belanja online untuk ngilangin stress atau sedih ternyata mempunyai gangguan pada kontrol impulsnya, lho.

Baca: Menerapkan Gaya Hidup Berkelanjutan untuk Menjaga Kesehatan Mental

Utang Konsumen

Kebiasaan membeli barang secara impulsif saat diskon beresiko membuat seseorang terjebak dalam utang. Ngga cuma jebakan pinjol, e-commorce menyediakan fitur paylater yang memudahkan konsumen belanja tanpa berpikir ngga punya uang. Dilansir dari katadata, 21.2% paylater digunakan untuk membeli pulsa dan voucher, 17.6% makanan, dan 15.8% untuk kesehatan dan kecantikan. Bijak lagi yaa, agar mentalmu ngga makin terganggu karena mikirin kreditmu yang mungkin terus membengkak.  

Kesenjangan Sosial Makin Tinggi

Konsumerisme berlebihan ternyata bisa memperlebar kesenjangan sosial. Orang-orang yang memiliki daya beli tinggi dan punya kesempatannya cenderung mengkonsumsi lebih banyak. Sementara, orang-orang tidak mampu justru memiliki kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.

 

Uang bisa dicari tapi diskon ngga datang dua kali”, rasanya prinsip hidup sudah ngga selaras dan seharusnya sudah ngga berlaku ya, kan tanggal kembar ada di setiap bulannya. Setuju sih sama yang punya motto “belanja aja selama ada duitnya”, tapi hati-hati ternyata gaya hidup seperti itu cuma bisa buat bahagia sementara. Ngga cuma punya konsekuensi buruk untuk mental tapi bumi juga menanggung dampak negatif dari konsumerisme berlebihan. Kok bisa?

Produksi Massal dan Limbah

Mega diskon mendorong konsumsi berlebihan dapat memperparah masalah lingkungan. Produksi massal untuk memenuhi pembelian besar-besaran menghasilkan banyak limbah, baik dari bahan baku maupun kemasan.

Transportasi dan Emisi Karbon

Transportasi barang-barang dari tempat produksi hingga sampai ke tangan konsumen juga berkontribusi pada naiknya emisi karbon. Terutama barang-barang impor yang diangkut antar negara dengan jarak jauh intensif menghasilkan emisi karbon lebih tinggi dan memengaruhi perubahan iklim lebih cepat.

Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya

Seringkali untuk menekan biaya produksi, produsen menggunakan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan sehingga proses produksi menghasilkan banyak limbah. Penggunaan bahan kimia berbahaya dapat mencemari lingkungan sekaligus membahayakan kesehatan manusia.

Siklus Hidup yang Pendek

Coba cek barang-barang yang kamu beli karena FOMO (Fear of Missing Out) yang sebetulnya tidak kamu butuhkan. Seberapa sering barang tersebut kamu gunakan? Atau justru lebih lama menjadi pajangan di lemari dan hiasan berdebu di rumahmu? Apa malah sudah rusak menjadi rongsok? Barang-barang murah seringkali memiliki kualitas rendah dan lebih cepat rusak, yang membuat konsumen harus seringkali mengganti produk yang sama dalam waktu singkat. Hal ini menciptakan siklus produksi dan konsumsi yang terus menerus, mempercepat dan menambah pembuangan sampah, juga meningkatkan permintaan terhadap sumber daya alam yang bahkan tidak bisa diperbaruhui, lho.

Teknologi yang Tertinggal

Hati-hati tergiur diskon saat tanggal kembar terutama buat konsumen yang butuh barang elektronik. Produk elektronik murah seringkali memberikan masa garansi pendek adalah clue buat kamu bahwa teknologi yang digunakan punya masa hidup yang pendek atau justru menggunakan teknologi yang cepat ketinggalan jaman. Konsumen merasa terdorong unutk terus membeli produk baru yang lebih canggih sekalipun produk lama masih berfungsi dengan baik. Lebih baik investasi pada produk berkualitas yang tahan lama agar tidak terjebak dalam siklus konsumsi yang tidak ada habisnya.

Eksploitasi Tenaga Kerja

Di balik harga murah yang kita nikmati, ngga cuma bumi yang makin berat, seringkali tersembunyi eksploitasi terhadap pekerja terutama di negara-negara berkembang. Untuk menekan biaya produksi, banyak perusahaan membayar upah dengan harga rendah, memaksa pekerja lembur tanpa kompensasi, dan mengabaikan keselamatan kerja. Miris ya, keuntungan ekonomi seringkali didapat dengan mengorbankan kesejahteraan pekerja. 

Baca juga :  Eksploitasi Tenaga Kerja dalam Industri Fast Fashion: bukti SDGs Belum Tercapai

Sudah saatnya kita bertindak. Mulai dengan kurangi konsumsi barang sekali pakai, pastikan gunakan barang ramah lingkungan, dukung produk dalam negeri, pilih merek yang transparan dan bertanggung jawab terhadap pekerja. Jangan biarkan mega sale dan diskon besar mengaburkan pandangan. Mau sama-sama belajar hidup berkelanjutan? Cek sustainableindonesia untuk tahu cara dan faktanya. Yuk sama-sama membangun masa depan yang lebih baik dengan memilih gaya hidup berkelanjutan. 

Baca juga: 15 Tips Mudah untuk Gaya Hidup Sehat dan Berkelanjutan di Era Modern

Referensi: 

https://www.halodoc.com/artikel/kecanduan-belanja-online-berhubungan-dengan-gangguan-kontrol-impuls. Diakses 29 Oktober 2024.

https://m.kumparan.com/rizqisaridewi21/eksploitasi-tenaga-kerja-dalam-industri-fast-fashion-bukti-sdgs-belum-tercapai-212GOchVzdh. Diakses 29 Oktober 2024.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Elvira Hermanto
Tidak ada informasi member

Halo, !

Categories

More than 3500 female bloggers registered

PT. PEREMPUAN DIGITAL INDONESIA
Cyber 2 Tower 11TH Floor JL HR Rasuna Said Jakarta Selatan

calendar-full
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram