Dua hari pasca sembuh dari flu, saya mulai menyeret diri saya sendiri untuk kembali rutin berjalan pagi sambil berjemur di bawah matahari pagi. Pas banget di hari itu saya bertegur sapa dengan tetangga baru yang baru pulang jalan pagi. Kami ngobrol macam – macam, salah satu topiknya adalah mengenai sekolah anak.
Kebetulan juga, di post sebelumnya yang berjudul ‘Adios, Diapers!‘ saya bercerita tentang Ammar yang pelan – pelan sudah mulai lepas pampers sehingga budget untuk itu bisa dilonggarkan sedikit. Lalu dialihkan kemana budgetnya? Tidak lain dan tidak bukan ke budget sekolah, dong.
Apakah saya sudah memiliki rencana akan menyekolahkan Ammar kemana?
Sejujurnya, belum. Mulai sekolah umur berapa saya pun belum yakin mengingat kondisi pandemi yang belum tau kapan membaik. Awalnya saya berniat mulai megenalkan sekolah yang resmi ketika Ammar berumur 4 tahun, tapi kalau kayak gini jadi mikir – mikir lagi, deh. Tetangga baru saya itu ternyata anaknya juga berusia 4 tahun dan saya mengutip ucapannya “Aduh, capek banget. Aku setiap hari berantem terus sama anakku”.