Nggak sadar postingan ini akan menjadi yang pertama di tahun ini. Setelah sudah lama tidak berkunjung ke blog sendiri, finally tergoyah untuk menulis salah satu cerita menyenangkan di awal tahun ini. Dan ya! akhirnya punya kesempatan ke kota impian masa kecil dulu. Kota Bandung, kota yang melukis sejuta kenangan dalam memori.
Hampir semua budak korporat menantikan adanya tanggal merah, apalagi jika dekat dengan weekend, waktu itu bisa digunakan untuk liburan menginap di luar kota. Tidak ingin melihat jauh-jauh, kali ini aku memutuskan ke kota yang tidak terlalu jauh namun tidak begitu dekat dan belum dikunjungi. Kebetulan juga, ada travel khusus dari Kota Serang menuju Bandung, sehingga tidak perlu ribet memikirkan transportasi untuk kesana.
Day 1 – Perjalanan Serang-Bandung
Untuk teman-teman yang berasal dari Serang, kalian bisa menggunakan BTM Travel jika ingin ke Bandung. Saat itu aku memilih waktu tempuh di sore hari selepas pulang dari pekerjaan. Namun bagi tema-teman yang ingin mengambil di jam lain juga tidak perlu khawatir, karena BTM Travel memiliki banyak opsi pilihan untuk jam keberangkatan. Oh ya, BTM travel tidak menerima pembayaran tunai yaa, jadi dianjurkan untuk booking beberapa waktu sebelum hari-H dengan pembayaran via transfer.
Waktu Tempuh: 18.30 – 22.00 WIB
Lokasi: Jl. Jend. Sudirman No.38, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42118 (085966388666)
HTM Tiket: Rp 150.000
Sesuai dengan perkiraan waktu tempuh dari travel, aku sampai di Bandung Kota sekitar jam 22.00 WIB. Kemudian aku langsung menuju tempat penginapan menggunakan ojek online. Kali ini aku bersama sahabatku memilih untuk menginap di Hotel Dipati Ukur dengan posisi dekat pusat kota agar dekat jika ingin jalan-jalan ke tempat tujuan di sekitar kota.
Day 2 – Explore Kota Bandung
Sarapan di Djaya Mandiri Sejahtera~
Setelah melakukan riset untuk tempat makan yang afdorable, enak dan aesthetic, kami memutuskan untuk sarapan ke kedai Djaya Mandiri Sejahtera. Ketika sampai di lokasi pukul 08.20 WIB, lokasi sudah ramai dengan pengunjung dan antrian. Jadi untuk teman-teman yang ingin sarapan di Djaya Mandiri, diusahakan sudah ke lokasi dari pagi ya! Tapi jangan khawatir tidak kebagian tempat ya, karena walaupun ramai pengunjung, Djaya Mandiri menyediakan banyak tempat duduk sehingga hanya menunggu sebentar sudah bisa dapat tempat duduk.
Beberapa menit setelah mengantri, tiba waktunya aku dan temanku sampai depan kasir untuk memesan menu. Karena antriannya panjang, jadi diharapkan ketika sebelum mengantri sudah menyiapkan ingin memesan menu apa agar tidak terlalu lama saat memesan makanan di kasir. Untuk makanan permulaan sebagai sarapan, kami tidak memesan banyak makanan walaupun banyak menu sarapan lokal autentik yang cukup menggoda. Dan taraaa~ nggak menunggu begitu lama, makanan kami sudah datang.
Jika ada kesempatan berkunjung ke Bandung lagi, kedai ala 90-an ini akan aku kunjungi lagi karena banyak menu yang ingin dicoba. Bersama suana syahdu Bandung di pagi hari, sarapan di kedai autentik ini sangat candu untuk dinikmati kembali♡.
Bersepeda dan Seluncur di Kiara Artha Park
Memilih Kiara Artha Park sebagai tujuan selanjutnya karena aku penasaran ingin mencoba salah satu wahana yang sepertinya menyenangkan, yaitu seluncur raksasa atau Rainbow Slide. Namun karena sampai ditujuan wahana tersebut sedang break dan akan mulai kembali pukul 11.00 WIB, kami menghabiskan waktu menunggu sembari mengelilingi Kiara Artha Park sambil bersepeda. Dengan durasi sekitar 30 menit, biaya sewa 1 sepeda cukup dengan Rp 15.000 saja.
Setelah mengitari Kiara Artha Park dalam satu putaran, kami berhenti pada suatu taman dengan pemandangan bunga dan lingkungan yang bersih. Taman bunga ini tidak terlalu ramai dan beberapa pengunjung ada yang berfoto untuk modelling dan foto pre-wedding.
Karena batasan waktu menyewa sepeda, kami hanya singgah sebentar untuk berkeliling dan berfoto kemudian kembali ke area Rainbow Slide. Setelah registrasi dan membayar HTM Rp 35.000 per-orang, kami lanjut naik ke atas untuk menggunakan peralatan keamanan. Tidak perlu khawatir ya teman-teman, karena ada petugas yang memandu menggunakan ban dan sabuk pengamannya dengan aman. Kalau dilihat dari atas lumayan ngeri-ngeri sedap sebenarnya, tapi kalau nggak dicoba, nggak bakal tahu kan😋? Oh ya jangan lupa untuk berdoa sebelum turun kebawah ya!
Jalan Braga, Jalan Penuh Kenangan
Tidak puas rasanya kalau ke Bandung tanpa menikmati pesona area romantis ini. Walau sayangnya, ketika baru saja sampai ke Jalan Braga, tiba-tiba rintik-rintik jatuh di kepala sehingga ditengah keramaian orang-orang sibuk berjalan dan berlarian mencari tempat berteduh. Karena perut sudah keroncongan dari sarapan terakhir, kami menepi ke Kedai Teras Braga dengan banyak pilihan makanan disetiap warung berbeda. Tanpa lama berkeliling di banyak pilihan kulines, aku memilih seafood bakar dengan menu utama cumi-cumi.
Dengan tambahan sate telur puyuh, lalapan cumi bakar ini dibayar hanya sekitar Rp 30.000 saja loh. Walaupun harganya terbilang miring, menu ini cukup memuaskan dengan rasa cuminya gurih dan sambalnya pas, nggak terlalu pedas dan masih ada manisnya sedikit (8/10 well enough!)
Lanjut ke tempat selanjutnya, temanku mengajak photobooth yang katanya lagi viral di TikTok. Dan benar saja, saat sampai ke tempatnya antreannya sangat panjang sampai hampir ke jalan raya. Tapi karena penasaran, kami tetap ikut antrean walaupun harus menunggu lumayan lama. Taraaa! ini hasilnya photobooth di Portabooth yang cuman Rp 25.000 aja~
Setelah puas photobooth aesthetic ala-ala, kami lanjut ke Mall Braga untuk sekedar jalan-jalan santai walaupun nggak ada niatan belanja. Lagipula, hujannya masih agak deras untuk jalan-jalan di sepanjang Braga. Sampai sekitar habis maghrib, hujannya sudah mereda dan kami lanjut menuju Mumuso untuk berbelanja barang-barang unik.
With love, Tara.