Sebelum Ramadan, kita selalu menunggu Sidang Isbat, penentuan awal Bulan Suci. Ternyata, di Indonesia pelaksanaan puasa bisa berbeda, tergantung golongan mana yang diikuti. Dalam menentukan waktunya, ada yang memakai Metode Hisab, Metode Ru'yahtul Hilal, dan menyempurnakan Bulan Sya'ban.
Muhammadiyah memakai Metode Hisab, sementara Nahdlatul Ulama memakai Metode Ru'yahtul Hilal. Untuk menjembatani keduanya, ada namanya Imkanur Rukyat. Tujuannya agar ada kesepakatan penentuan 1 Ramadan. Jadi bisa seiras untuk bersama, meski berbeda.
Lalu apa mungkin terjadi juga perbedaan di tiap negera?
Tentu saja iya apalagi kita tinggal di tempat dan waktu yang berbeda. Perbedaan ini sangat wajar dan tak perlu dipusingkan. Lalu apa solusinya?