"Kita itu keluarga, gak ada yang namanya nyusahin, apalagi beban." ~ Moko
Hai sobat Blogger Perempuan!
Kali ini aku mau mengulas atau me-review film 1 Kakak 7 Ponakan (2025) atau A Brother and 7 Siblings yang sudah tayang di bioskop beberapa minggu lalu, sayang aku lupa ngepost disini hahaha. Yandy Laurens memegang kursi penyutradaraan sekaligus penulis naskah yang mengadaptasi sinetron jadul tahun 1996 oleh Arswendo Atmowiloto. Sebelumnya Yandy juga menyutradarai film dari Arswendo yang berjudul Keluarga Cemara. Namun yang membuat Yandy makin terkenal di film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film tahun lalu yang meraih 7 Piala Citra FFI. Dengan mengetahui nama ini membuatku penasaran ingin menonton film 1 Kakak 7 Ponakan. Terlebih para pemainnya dari aktor aktris senior, juga dari kalangan muda yang sudah sering muncul di layar lebar seperti Kiki Narendra, Maudy Koesnaedi, Ringgo Agus Rahman, Niken Anjani, Chicco Kurniawan, Amanda Rawles sampai Freya JKT48. Apalagi dari posternya saja telah menunjukkan bagaimana sang pemeran utama duduk di tengah keluarganya yang sedang tertidur sementara dia berjaga sendiri.
Film 1 Kakak 7 Ponakan (2025) berkisah tentang arsitek muda, Moko yang setelah wisuda diperhadapkan dengan takdir tragis dimana kakak dan suaminya meninggal lalu akhirnya mengurus anak-anak mereka. Selain itu, ada tambahan anak mantan guru pianonya sampai kakak kedua beserta sang suami. Moko berjuang keras untuk mengejar karier di tengah-tengah menghidupi keluarganya, juga hubungan cinta dengan Maurin.
Bermula dengan kehidupan Moko, calon arsitek yang serumah dengan sang kakak, Agnes bersama suaminya- Atmo. Anak-anak mereka yaitu Woko dan Nina, beserta ponakan Atmo- Ano juga tinggal bersama-sama Moko. Ponakan-ponakan Moko itu masih sekolah. Ano di bangku SD, sementara yang lain SMA. Sebentar lagi Woko juga akan menyelesaikan sekolahnya. Agnes sedang hamil tua dan akan dekat waktunya untuk melahirkan. Pagi itu, Agnes dan Atmo berebut memasangkan dasi untuk Moko yang akan mengikuti sidang skripsi. Kebiasaan Moko dan para ponakan, mereka akan pergi sambil melambaikan tangan pada Agnes dan Atmo hingga mereka hilang dari pandangan. Moko mempunyai pacar cantik nan baik hati bernama Maurin. Dia membelikan sepatu baru untuk Moko yang sepatunya sudah butut dengan sol hampir copot. Sementara sidang, Maurin mengangkat telepon masuk di handphone Moko, ternyata ada kabar buruk dari Agnes.
Moko bergegas ke rumah sakit selesai sidang. Dia mendapati kakak iparnya telah terbujur kaku, Agnes menangis terus dan ketubannya pecah. Agnes berhasil melahirkan putrinya, namun dia sendiri ikut meninggal. Sang bayi diberi nama Ima, akhirnya bersama saudara-saudaranya diurus oleh Moko. Padahal Moko mendapat beasiswa lanjut berkuliah S2 ke luar negeri bersama Maurin, kemudian mereka berencana untuk membuka biro arsitek sendiri. Namun akhirnya Moko harus menekan cita-citanya itu, merelakan Maurin pergi sendiri kesana. Moko tidak bisa bekerja full-time karena mengurus Ima, sementara ponakan-ponakannya yang lain masih harus pergi ke sekolah. Akhirnya dia mengambil beberapa projek lepas untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari dan membiayai sekolah para ponakan. Moko juga bertindak seperti ayah bagi mereka, datang ke pembagian rapor para ponakan sambil menggendong Ima di pelukannya.
Film 1 Kakak 7 Ponakan (2025) memiliki beberapa pesan moral yaitu berjuang bersama untuk kehidupan keluarga. Tidak menganggap anggota keluarga sebagai beban dan tidak menciptakan kehidupan toxic untuk mereka. Selain itu jika mencintai seseorang, perjuangkan dengan tulus dan berikan ruang apabila dia butuh mengatur hidupnya sendiri. Terakhir, bangun keluarga dengan kesiapan mental dan ekonomi yang berkecukupan. Amit-amit cerai atau meninggal dengan masih memiliki anak-anak yang muda dan belum siap kerja, maka tidak membebankan dan menelantarkan anak, apalagi melempar tanggungjawab kepada orang lain. Untuk kamu yang suka nonton genre drama keluarga nan menyentuh penuh makna, film 1 Kakak 7 Ponakan ini sangat kurekomendasikan.
Review lengkap bisa kamu baca di link berikut ya 🙂