Dalam kehidupan yang semakin sibuk dan penuh tekanan, konsep slow living atau hidup lambat telah menjadi semacam oase bagi banyak orang yang mencari keseimbangan dan kedamaian, aku salah satu di antaranya.
Slow living bukan hanya tentang melambatkan ritme hidup, tetapi juga menghargai momen-momen kecil, menyederhanakan, dan menghidupi setiap hari dengan penuh kesadaran.
Tinggal di Jogja, bukan di tengah kota pula, menjadi hal yang kusyukuri setiap harinya. Tetangga yang dekat, tapi tidak saling mengurusi ranah-ranah privasi menjadi nilai tambah di lingkungan rumahku.
Secara lingkungan tempat tinggal, aku merasa tidak terbebani dengan angka usia untuk mencapai suatu kondisi kehidupan.
Tidak ada yang menanya “Kapan punya anak lagi?’, atau “Kan sarjana, kenapa di rumah saja?”. Bersyukur tidak pernah bertemu dengan pertanyaan sejenis, jadi membuatku lebih memiliki waktu dan energi yang banyak untuk memperbaiki dari sisi pikiran, tindakan dan diriku sendiri.
Salah satunya dengan menerapkan mindfulness dan slow living menjadi sebuah gaya hidup menjalani hari-hari.
Baca artikel lengkapnya di blogku ya. jangan lupa juga untuk meninggalkan jejak komentar. Terima kasih