People change and that’s our nature. So, lumrah dan wajar saja bila perubahan ini kemudian banyak berperan dalam kelangsungan interkonektivitas antara manusia satu dan lainnya. Entah itu keluarga, sahabat, teman, kekasih, ataupun pasangan, pada satu titik semua pasti mengalaminya. Namun saat perubahan itu tidak sejalan dengan apa yang kita yakini, I believe it’s totally okay to say, “Sorry, I choose not to engage with the way you practice self-growth.”
If ever there’s one huge thing I’ve done and continuously practiced in my healing journey, that would be drawing boundaries. Sebagaimana saat kita berkendara di jalan, menjaga jarak aman menjadi kunci penting terhadap keselamatan kita, and so is the relationship we manage with other humans.
Drawing boundaries is indeed a great milestone for me. Sama sekali bukan hal yang mudah untuk dilakukan, terutama saat pertama kali. Namun ini adalah cara yang sehat dalam membina hubungan saat kita menjalani peran sebagai social being.
Gue ingat sekali, pertama kali gue melakukannya pada sekitar tahun 2019. Kala itu gue merasa begitu stres dan tertekan meladeni perilaku seorang teman dekat. Pada tahun itu, kami telah berteman selama sembilan tahun. Berawal dari teman di tempat kerja, kami lanjut menjadi bestie dengan seorang teman lain, pun saat kami bertiga satu per satu keluar dari tempat kerja tersebut.