Manusia tetaplah manusia, sudah berkali-kali diperingatkan untuk tidak iri dengan kebahagiaan orang lain, tapi selalu saja terjatuh di perbandingan yang sama, lagi dan lagi. Akhirnya timbullah perasaan sedih, mengutuk diri dan merasa diri tidak berguna.
Beberapa waktu lalu ada perdebatan yang mucul di media sosial, terkait budaya “pamer” dimana ada sebagian orang yang berpendapat bahwa sebaiknya kita tidak terlalu “pamer” di media sosial, tetapi dilain pihak ada juga yang berpendapat bahwa orang lain berhak melakukan apapun di media sosialnya, apa yang dianggap “pamer” oleh orang lain, mungkin merupakan cara siempunya media sosial untuk menyimpan momen—memang bukan maksudnya untuk pamer tapi disalah artikan.
Saya sendiri setuju dengan opini yang kedua, bahwa setiap orang punya jalan bahagianya masing-masing, bisa jadi dengan memposting sesuatu di media sosial merupakan cara bahagianya, jadi kita tidak bisa menghentikan bahagia orang lain.
Baca Selengkapnya
Visit Blog