Selain identik dengan pakaian baru, silaturahim ke sanak saudara, teman, rekan kerja, lebaran juga identik dengan kue-kue khasnya. Sebagai umat muslim, kita diajarkan untuk menghormati tamu yang datang berkunjung. Cara menghormati tamu itu adalah dengan menjamu tamu.
Seperti halnya kita yang bersilaturrahim di suatu rumah, maka kita akan disambut dengan baik oleh tuan rumah. Tuan rumah akan menyuguhkan minuman dan makanan untuk kita. Lalu, bagaimana perasaan kita dengan perlakuan itu? Kita akan senang, bukan?
Layaknya seperti itulah yang harus kita lakukan saat akan menerima tamu. Kita akan bersiap-siap untuk menghormati tamu yang datang. Kita akan mempersiapkan kerapian dan kebersihan rumah, mempersiapkan pakaian, dan mempersiapkan makanan dan minumannya.
Berilah yang terbaik. Itulah yang diajarkan oleh ibi saya. Dulu, bila ibu tidak memiliki makanan yang dihidangkan, ibu akan membeli ke warung atau sekedar menyuguhkan kerupuk nasi dan segelas teh hangat kepada tamu kami. Ibu berusaha membuat tamu tidak kehausan atau lapar saat bertamu itu.
Kebiasaan ibu pun terjadi saat lebaran. Biasanya ibu selalu membeli kue-kue kering 2 minggu sebelum lebaran. Kadang ibu membelinya di pasar, memesan pada temannya, atau membuat sendiri. Namun, ibu sudah jarang membuat kue sendiri. Alasan ibu adalah repot.
Nah, biasanya kue yang selalu ada di saat lebaran itu adalah kue khas. Bagi saya pribadi tidak ada kue khas lebaran. Saya sendiri tidak pandai membuat kue. Biasanya saya membeli kue lebaran di toko terdekat atau memesan secara online. Apa saja kue-kue lebaran saya?