Dua kali mengalami proses kehamilan yang bikin emosi naik turun, belum lagi fase dukacita yang belum pulih. Ditambah rasa bersalah yang sulit hilang, bikin akhirnya merasa tidak berdaya sebagai seorang wanita dan seorang ibu. Merasa takut jika kembali hamil. Merasa khwatir akan kehamilan berikutnya. Merasa kesal mendengar omongan orang untuk terus program hamil atau usaha biar hamil. Semua hanya fokus agar kembali hamil, hamil, dan hamil. Mereka tidak menanyakan bagaimana kabar saya dan Koko sebagai pasangan yang berduka kehilangan anak. Apakah dukacita kami sudah teratasi sepenuhnya. Apakah luka batin kami sudah pulih. Semua hanya fokus untuk kami memiliki anak, namun lupa bagaimana kami berdua saling menguatkan dalam menghadapi situasi tersebut.