Semakin berusaha melupakan, semakin namamu beku dalam ingatan.
Kalimat dari seseorang di masalalu tersebut meluncur begitu saja dalam benakku setelah menjalani konsultasi pertama dengan seorang psikiater. Aku cermati dan resapi kata-kata tersebut. Hingga setelahnya, menyadari kesalahanku selama ini. Aku fikir usahaku dalam mencari kesibukan a-z, menghapus, dan membuang jauh-jauh semua kenangan di masalalu dapat membantuku dalam melupakan. Ternyata aku salah besar.
Karena sesuatu yang dihapus, akan membekas semakin dalam.
Sekian lama melakukan semua hal seperti biasa, seperti tidak terjadi apa-apa. Meski kenyataanya selama ini aku hanya berusaha berpura-pura, mangkir dari realita. Lupa bahwa seseorang di masalalu itu tidak akan pernah bisa ikut serta bersamaku. Hingga lambat laun menjadi bom waktu.