Di era revolusi industri 4.0 sekarang ini, hampir semua lini usaha mengembangkan bisnisnya secara online, seperti membuka toko online atau pemasaran digital secara online melalui sosial media. Banyaknya sosial media yang muncul tentunya mempunyai algoritma dan tujuan yang berbeda-beda. Apalagi saat awal-awal pandemi dua tahun lalu, masyarakat enggan pergi keluar rumah untuk berbelanja dan kondisi ini yang dilihat oleh pelaku usaha untuk “jemput bola” kepada calon konsumennya.
Banyak platform sosial media yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha, seperti Instagram, membuka channel Youtube, memasang iklan di Facebook. Hanya saja nih, kadang kita melihat suatu brand kalau nggak ada komentarnya dikiranya sepi-sepi aja. Padahal nggak juga, bisa jadi orang yang sudah melihat postingan brand tersebut memang lagi nggak pengen berkomentar kan.
Algoritma sosial media seperti Instagram misalnya, semakin tinggi Enggagement Rate (ER)-nya kesannya memang memiliki trusted yang besar di kalangan followernya dan semakin populer brandnya. Nah, balik lagi soal komentar, terkadang kita pernah melihat beberapa komentar yang kesannya seperti “dipaksakan”, terlihat seperti komen spam. Dan hal ini yang membuat konsumen juga nggak begitu percaya dengan brand tersebut.
Baca Selengkapnya
Visit Blog