Generasi 90 dan 2000 an apa kabar masuk atmosfer lingkungan kerja? Ah apalagi generasi 2000 an lebih kenal istilah toxic positify, anxiety dan sebagainya, gimana rasanya jadi sandwich generation di era gempuran serba elit kebutuhan sulit.
Dunia kerja tidak sama seperti circle pertemanan. Di dunia kerja akan ada pertemanan kalau saling membutuhkan. Kita dipertemukan beberapa teman saat kerja, selesai dari pekerjaan pertemanan sulit berlanjut kembali. Kemungkinan hanya say hello dan thanks gitu doang.
Dunia kerjta itu keras ternyata, siapa pandai memikat atasan siap-siap naik jabatan. Siap-siap jalankan target walau hidup berantakan, siap-siap dapat bonus tapi resiko badan remuk.
Makin kesini aku merasakan sendiri pengalaman ikut kerja orang, kalau kata anak sekarang budak corporate. Aku bekerja kurang lebih 3 tahunan. Tempat kerjaku dibilang bukan kelas tinggi seperti ibukota.
Dulu aku masuk kerja di tempat ini karena kebetulan, ketidaksengajaan. Sampai akhirnya bertahan karena belum ada tempat baru yang menerimaku haha. Pengen resign tapi nggak sodor-sodorin surat haha.
Mungkin ini alasan orangtuaku harus bekerja ikut orang, biar merasakan gimana perihnya mendapatkan uang meski hanya 50 ribu. Kerja ikut orang memang tidak menyenangkan, disuruh-suruh, harus ikutin target, kesalahan fatal berujung dikeluarkan.
Berbeda kerja ikut orangtua sendiri, semua kehendak bisa dikendalikan, resikonya tidak tahu medan jalan diluar sana. Akhirnya aku merasakan apa itu tangal muda dan tanggal tua haha. Hanya budak corporate tiap gajian tanggal muda foya-foya, masuk pertengahan bulan dompet tinggal gambar pahlawan Pattimura.