Setelah berumah tangga dan punya anak, sepertinya susah sekali menerapkan hidup minimalis. Tahu kan, bagaimana emak-emak kalau sudah lihat barang lucu-lucu untuk anak. Biasanya langsung kalap. Atau membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Misalnya, topi keramas, tempat duduk buat mandi anak, dan printilan menggemaskan lain. Tentu setelah melihat iklan produk-produk perlengkapan anak yang ‘memudahkan’ itu.
Makin kesini, saya mulai sadar. Bahwa barang-barang yang ada dirumah, tidak semuanya difungsikan dengan baik. Apalagi, mempertimbangkan besar rumah. Semakin lama, barang semakin numpuk, dan itu, membuat saya senewen.
Lalu, apa yang saya lakukan?