Tips Mengatasi Writer’s Block Untuk Blogger — “Mau nulis tentang writer’s block, tapi kok malah ngalamin writer’s block?”
Tulisku di Twitter hanya beberapa saat setelah memutuskan untuk menulis summary tentang webinar bertemakan Blogger dan Writer’s Block yang diadakan oleh BloggerHub.id, dengan pembicara Ari Santosa (Mas Ari, blogger dari arigetas.com) .
Tak menyerah, aku pun googling tentang writer’s block untuk menambah materi tulisanku. Hasil yang kutemukan, ada loh seorang blogger yang menganggap kalau writer’s block itu hanya fiktif.
Hemmm..jadi writer’s block itu fakta atau fiktif/mitos belaka?
Mas Ari menjelaskan bahwa secara bahasa Writer’s Block adalah buntu dalam menulis.
Sedangkan secara lengkapnya, writer’s block adalah suatu kondisi di mana seorang penulis (dan atau blogger) mengalami kebuntuan dalam membuat atau melanjutkan tulisannya.
Hal ini wajar kok, mengingat menulis termasuk aktivitas yang membutuhkan kreativitas, bukan prosedur baku yang dapat dengan mudah dilakukan secara berulang.
Maka dari itu, kemampuan seorang penulis untuk mengatasi writer’s block sangat diperlukan agar bisa terus menghasilkan karya tulis yang bermanfaat bagi pembacanya.
Yang menarik, sebelum lanjut membahas tipe writer’s block yang di alami blogger, Mas Ari membahas terlebih dahulu alur tulisan blogger yang diibaratkan seperti seekor kuda.
Judul
Merupakan bagian awal dari satu kesatuan tulisan blogger. Untuk itu, judul haruslah eye catching agar mengundang minat orang untuk mengklik dan membaca keseluruhan artikel kita.
Namun bukan judul yang clickbait ya. Lebih bagus lagi jika judul sesuai kaidah SEO.
Pendahuluan
Tulisan diawali dengan kalimat-kalimat pendahuluan yang menarik, yang dapat membuat pembaca penasaran untuk membaca artikel hingga selesai.
Pembahasan
Selanjutnya dilanjutkan dengan pembahasan yang lebih detail dan dapat memenuhi ekspektasi pembaca tentang informasi yang dibutuhkan.
Kesimpulan
Kalimat pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca atas keseluruhan tulisan ditaruh pada bagian kesimpulan.
Call To Action (CTA)
Nah, Mas Ari mengibaratkan CTA sebagai ekor kuda, karena memang letaknya sama-sama di bagian akhir.
CTA merupakan tindakan yang diinginkan oleh penulis untuk dilakukan oleh pembaca setelah membaca artikel.
Misalnya meminta mereka mengklik suatu link, membeli produk, atau pembaca dapat melemparkan pertanyaan tertentu untuk dijawab di kolom komentar agar meningkatkan engagement pembaca.
Jika alur tulisan yang sempurna diibaratkan dengan seekor kuda utuh, tidak menutup kemungkinan jika hasil akhir tulisan malah seperti gambar seperti di atas.
Seperti gambar kuda di kiri atas, diumpamakan seperti tulisan yang judul yang bagus dan pendahuluan yang menarik, namun disayangkan tidak disertai bagian akhir tulisan yang juga bagus.
Sedangkan pada gambar di bawahnya, seperti sebuah tulisan yang bagian judul, pendahuluan, dan seterusnya yang kurang bagus, tapi bagian yang menarik justru ada di kesimpulan dan CTA.
Sehingga pembaca hanya membaca sekilas dan langsung menuju akhir tulisan. Hasil tulisan seperti ini sangat disayangkan juga, karena artinya informasi utuh di awal tulisan tidak dapat tersampaikan kepada pembaca.
Begitu juga ketidaksempurnaan tulisan yang diibaratkan di foto terakhir.
Intinya, hasil tulisan seperti ini dapat terjadi karena faktor writer’s block yang mungkin sedang dialami oleh penulis atau blogger.
Baca Juga : Anti Males, Ini 6 Tips Menulis Artikel Blog Dengan Konsisten
Secara umum, blogger menulis dua tipe tulisan; menulis organik dan menulis job. Keduanya memiliki penyebab dan tips sendiri dalam mengatasi writer’s block.
Beda tipe tulisan, beda juga tipe writer’s block yang dihadapi.
Menulis organik bisa dibilang menulis tulisan biasa oleh blogger, yang tidak ada unsur pesanan dan bayaran oleh brand tertentu di dalam tulisan.
Karateristik Tulisan Organik
Writer’s block yang dihadapi:
Menulis job dilakukan oleh blogger atas pesanan brand tertentu dan biasanya akan mendapatkan bayaran sesuai rate yang telah disepakati.
Contohnya tulisan sponsored post, content placement, dan review products.
Karakteristik menulis job:
Writer’s block yang dihadapi:
Lha, terus ngapain daftar ya? Hehe.
Dari penjelasan Mas Ari, aku jadi cari tahu apa sih sebenarnya penyebab writer’s block itu? Berikut hasil rangkumanku.
Hambatan paling umum bagi penulis yang dapat menyebabkan writer’s block adalah perfeksionisme.
Sebenarnya, adalah wajar jika penulis ingin menghasilkan tulisan yang bagus bagi pembacanya.
InformED juga menyebutkan bahwa perfeksionisme telah dijadikan kebanyakan orang sebagai perlindungan diri dari kegagalan dan kritikan atas karyanya.
Sayangnya, kalau terlalu perfeksionis, kamu justru tidak akan menuliskan satu kata pun.
Tidak bisa dipungkiri kalau kebanyakan dari kita memiliki tanggung jawab lain yang harus dikerjakan selain menulis.
Seperti memiliki pekerjaan utama, ikut dalam organisasi, mengurus anak, dan lain-lain.
Hal tersebut tentu membuat kita sering mengalami distraksi. Lagi asik-asik nulis, eh keinget harus masak, dsb.
Psychology Today menjelaskan kalau disktraksi membuat ruang di dalam otak pun jadi terbagi-bagi untuk memikirkan dan mengerjakan hal lain.
Alhasil kita menjadi tidak bisa fokus dalam menyelesaikan tulisan.
Burn out adalah suatu kondisi di mana fisik, mental dan emosional telah kelelahan. Kamu mungkin telah memaksa tubuhmu untuk berpikir terlalu keras, padahal tubuh dan otakmu sudah tidak mampu lagi.
Writer’s block bisa jadi merupakan bentuk ‘pemberontakan’ tubuh untuk menuntut adanya jeda dan waktu istirahat.
Jika kamu tidak memiliki inspirasi tentang topik apa yang akan ditulis, tentu kamu akan kesulitan untuk menyelesaikan tulisan, bukan?
Saat kamu menulis topik yang belum terlalu kamu kuasai, kamu mungkin akan kesulitan menyelesaikannya dan memicu stress.
Kondisi stress juga bisa terjadi karena faktor lain seperti dikejar deadline, emosi yang sedang tidak stabil, frustasi, dll.
Di akhir pemaparan materi, Mas Ari membagikan solusi atau cara mengatasi writer’s block untuk blogger. Wah, penting nih!
Tulislah topik yang disukai
Tulis saja dulu topik apa pun yang kamu sukai. Dengan begitu, maka ide-ide tulisan akan mengalir secara natural dan kamu pun akan dengan mudah menyelesaikan tulisanmu.
Lupakan Niche
Blogger yang sudah menentukan niche tertentu, mungkin akan mengalami kehabisan ide untuk tulisan selanjutnya. Atau kesulitan karena merasa harus menulis sesuai dengan niche-nya.
Solusinya, lupakan tentang niche yang bisa menghambat, dan mulailah tulis apa pun yang kamu ingin tulis.
Berselancar di Dunia Maya
Jika writer’s blockmu karena kurang inspirasi tulisan, kamu bisa menstimulasinya dengan berselancar di dunia maya.
Misalnya dengan menonton channel YouTube favoritmu, membaca apa yang sedang trend di Twitter, memfollow akun Instagram tentang hal-hal yang kita senangi (misal fotografi, film, dll).
Mengobrol dengan Teman
Sering-seringlah mengobrol dengan teman, baik dari kalangan blogger maupun yang bukan. Siapa tahu, dari obrolan timbul ide-ide tulisan yang brilian.
Lanjutkan Draft yang Tertunda
Kamu bisa membuka kembali draft-draft tulisan blogmu yang sempat tertunda. Di antaranya pasti ada draft tulisan yang masih relevan dengan saat ini.
Cobalah untuk melanjutkan tulisan tersebut demi menghasilkan tulisan baru di blog.
Buat Program Menulis
Kalau ini, sudah di fase yang ‘memaksa’ kita keluar dari zona writer’s block yang berlarut-larut, yaitu dengan membuat program menulis, yang mengharuskan kamu menulis dalam jangka waktu yang sudah ditentukan oleh dirimu sendiri.
Dalam kasusnya Mas Ari sendiri, ia pernah menargetkan minimal posting 8 tulisan di blog pribadinya di sela-sela kesibukannya sebagai pegawai kantoran.
Tanya Diri Sendiri
Saat mengalami writer’s block dalam menulis job, hal pertama yang dapat kamu lakukan adalah bertanya pada dirimu sendiri: “kenapa saya mendaftar job ini?”
Apakah hanya sekedar iseng karena blogmu memenuhi syarat yang ditentukan oleh brand?
Jika sudah terlanjur apply dan disetujui oleh brand, mau tidak mau kamu harus menyelesaikan tulisanmu.
Namun, mungkin lain kali kamu harus selektif dalam melamar job menulis ya.
Baca Ulang Brief
Langkah selanjutnya adalah coba baca lagi brief tentang job menulis yang sudah kamu terima. Dengan mengikuti brief, kamu bisa menjadi lebih paham dan dapat mulai menulis.
Tanya Teman Se-Project
Tapi, jika belum paham juga, Mas Ari kasih saran agar kita bertanya dengan teman blogger yang mendapatkan job menulis atau project yang sama dengan kita.
Karena biasanya, blogger yang diterima dalam suatu project tertentu akan diinvite dalam satu grup WA.
Kamu bisa memanfaatkannya untuk bertanya langsung kepada satu di antara mereka mengenai poin brief yang belum kamu pahami.
Lakukan Riset
“Pekerjaan-pekerjaan Anda, apa pun topiknya. Saya yakin ada di Youtube (dan Google),” ujar Mas Ari menceritakan pengalamannya menemukan jawaban atas permasalahan sepele tentang mesin cuci yang pernah ia alami.
Berarti kalau perkara mesin cuci saja ada jawabannya di Youtube dan Google, apa lagi yang berkaitan dengan job menulis.
“Tinggal pinter-pinter kita aja menggunakan kata kuncinya,” lanjut Mas Ari lagi.
Submit Mendekati Deadline
Tips terakhir dari Mas Ari adalah submit tulisan mepet-mepet waktu deadline dan intip tulisan teman lain dulu.
“Intip teman lho ya, ATM: Amati, Tiru, Modifikasi. Jangan ATM: Amati, Tiru, Mentah-mentah,” Mas Ari menwanti-wanti.
Tapi perlu diingat juga nih kalau apa pun bisa terjadi jika melakukan submit mendekati deadline. Misalnya jaringan internet yang buruk.
Jadi, writer’s block itu mitos atau fakta nih?
Mas Ari menjelaskan kalau writer’s block itu memang ada. Ia mengibaratkan writer’s block sebgai api yang kecil. Nah sayangnya, api kecil ini sering kali ‘disiram bensin’ atau diperbesar dengan rasa malas.
Kalau sudah begitu, pada akhirnya si penulis atau blogger jadi gak nulis-nulis juga karena alasan writer’s block tadi.
Setiap aktivitas yang membutuhkan kreativitas seperti menulis sering mendapatkan hambatan berupa kebuntuan. Bagi penulis atau blogger, hal ini disebut writer’s block.
Oleh karena itu penting bagi penulis untuk memahami penyebab dan tips cara mengatasi writer’s block yang dialami. Agar kita bisa kembali produktif menghasilkan karya tulisan yang bermanfaat bagi pembaca.
Kamu sendiri, apa yang kamu lakukan untuk mengatasi writer’s blockmu? Diskusi di kolom komentar yuk! 🙂