Selalu dideskripsikan dalam cerita-cerita Agatha Christie, bahwa Hercule Poirot adalah pribadi dengan perut yang sensitif, dengan orientasi pada detail, dan dengan kecenderungan pada keteraturan yang tinggi. Tak heran apabila dirinya cenderung cerewet dan perfeksionis dalam hal makanan. Dan karenanya ia juga cenderung spesifik untuk urusan tersebut, misalnya roti panggangnya harus dipotong kecil-kecil berbentuk bujur sangkar yang simetris.
Seperti yang — dalam tanda kutip, nih — "disampaikan" oleh Hercule Poirot dalam "suratnya" kepada para penerbit Agatha Christie di Amerika Serikat pada tahun 1936. Dia bilang:
“Order and method are my gods. For my breakfast, I have only toast which is cut into neat little squares. The eggs — there must be two — they must be identical in size . . ."
Kebiasaan dan preferensi makan dari Detektif Poirot sempat dirangkum oleh para penggemarnya, seperti yang bisa dibaca secara lengkap di situs agathachristie.fandom.com.
Contohnya, bagaimana Poirot lebih memilih sarapan kontinental alias khas Eropa Barat (kecuali kepulauan Britania) di dalam novel Peril at End House (atau yang versi Indonesianya berjudul Hotel Majestic), maupun dalam novel Cards on the Table (Kartu-Kartu di Meja).