Salah satu alasan saya ga bisa ikut meramaikan challenge menulis blog dari BPN Ramadan beberapa tahun kebelakang antara lain karena saya berjualan saat Ramadan. Iya, berawal dari jualan takjil untuk berbuka puasa, malah keterusan berdagang cemilan dengan merk Payo Payu.
Menurut saya, sebelum memutuskan untuk berjualan, kita harus survey kecil-kecilan :
-Melihat target market dan behaviour pasar, misalnya bisnis yang ada di daerah kampus atau perumahan maka ada perbedaan. Anak kampus cenderung suka makanan berat dengan porsi besar dan harga mahasiswa.
-Pelajari dulu apa jenis makanan-minuman yang sekiranya belum banyak penjual namun diincar saat berbuka. Ikuti juga tren takjil kekinian yang populer di sosial media.
-Harga pasaran makanan-minuman sejenis yang ditawarkan oleh pedagang lainnya.
-Penjual bahan baku yang berkualitas baik dengan harga yang bersaing
-Jika belum pernah jualan sebelumnya, lakukan trial dan error resep sampai mendapatkan resep yang pakem. Berikan tester pada keluarga atau kerabat dan tetangga untuk mendapatkan feedback. Pada saat siap untuk dilepas ke khalayak, makanan atau minuman terebut hendaknya telah memiliki mutu yang layak jual. Perhatikan juga daya tahan makanan atau minuman yang kita jual. Kebanyakan ta'jil -apalagi yang berbahan santan- tidak tahan lama.
Mulailah dari berdagang dengan porsi secukupnya terlebih dahulu. Untuk promosi, kita bisa memanfaatkan jaringan sosial media dan dari mulut ke mulut.
Nah, agar lebih cuan saat berdagang takjil saat Ramadan