Judul: The Imitation of Christ
Penulis: Thomas à Kempis
Penerjemah: Robert Jeffery
Penerbit: Penguin Books
Edisi: Penguin Classics
Cetakan:
ISBN: 9780141191768
Tebal: 224 hlm.
Rating: 🌕🌕🌕🌕🌕
“You must seek the grace of holiness with commitment. Ask for it with real desire, wait for it with patience and trust, receive it with gratitude, sustain it with humility, use it carefully, and leave to God the time and nature of His heavenly gift.
Book Four, Chapter Fifteen
Umat Katolik patut berbangga dan bersyukur atas kekayaan literatur iman, yang selama berabad-abad telah menyokong kehidupan rohani kita. Kendati warisan ini tidak dapat menggantikan Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Kuasa Mengajar yang adalah Wahyu Ilahi, namun ia berperan dalam menggemburkan hati dan akal mereka yang membacanya, supaya lebih siap dan lebih baik dalam menerima dan bekerja sama dengan rahmat.
The Imitation of Christ (De Imitatione Christi) adalah salah satu sastra klasik Kekristenan yang paling dihormati. Ditulis pada Abad Pertengahan oleh seorang kanon regular dari Belanda (dulu bagian dari Kekaisaran Romawi Suci), Imitation telah berbicara kepada dan mengubah hidup banyak orang, bahkan disebut-sebut memengaruhi sejumlah santo-santa.
“Progress in the spiritual life depends not so much on enjoying consoling grace, as on accepting its withdrawal with humility, resignation, and patience, and without growing weary in prayer or neglecting other acts of devotion. To the best of your ability and understanding do willingly whatever lies in your power and do not neglect your life of prayer because of dryness and anxiety.”
Book Three, Chapter Seven
Dulu—pertengahan kuliah kalau tidak salah—aku pernah mencoba membaca buku ini, versi terjemahan bahasa Indonesia (yang kelak kuketahui bukan edisi lengkap). Waktu itu aku dibuat bingung dan agak sedih, karena nasehat-nasehatnya tampak jauh dari sukacita yang sering digadang-gadang sebagai perwujudan iman yang tinggi. Aku belum mengerti apa bagusnya, jadi aku letakkan lagi.