Di zaman sekarang ini, persaingan untuk memasuki dunia kerja sangat ketat. Banyak para jobseeker, baik yang masih fresh graduate maupun yang sudah pernah bekerja sebelumnya berlomba-lomba untuk mengincar pekerjaan yang stabil. Stabil dalam artian pekerjaan tersebut mampu memberikan pemasukan setiap bulannya secara rutin. Salah satu pekerjaan yang paling banyak diincar masyarakat Indonesia dan dianggap stabil dalam memberikan pemasukan adalah menjadi pegawai BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ataupun PNS (Pegawai Negeri Sipil).
Banyak yang beranggapan bahwa untuk menjadi pegawai instansi pemerintah seperti BUMN dan PNS harus punya ‘orang dalam’ alias adanya transaksi sogok-menyogok. Banyak juga dulu saudara dan teman-teman seangkatan yang memandang sebelah mata, bahwa saya masuk karena adanya ‘orang dalam’. Bahkan sampai bertanya ke orangtua saya : “Anakmu masuk kesitu bayar berapa? Sogok kesiapa? Bantu lah juga anakku”. Namun melalui tulisan ini, saya ingin mematahkan anggapan tersebut. Dengan bangga saya menyatakan saya lulus masuk sebagai pegawai BUMN 100% tanpa ‘orang dalam’ maupun sogok-menyogok.
Saya sendiri adalah pegawai BUMN di PT PLN (Persero), dimana selama 3 tahun 8 bulan saya menjadi Auditor Internal dan 4 bulan terakhir ini saya dimutasi ke Divisi Manajemen Risiko. Selama ini banyak benefit yang rasakan bekerja sebagai pegawai BUMN. Selain rasa bangga karena bisa berhasil mengalahkan ratusan ribu pendaftar dari seluruh penjuru Indonesia, bagi seorang pegawai BUMN maupun PNS rasanya munafik jika tidak mengincar pendapatan yang stabil. Gaji yang stabil dan akan meningkat seiring dengan lamanya bekerja, asuransi kesehatan all-in dan dana pensiun yang aman hanyalah sebagian kecil dari benefit yang telah saya rasakan selama menjadi Pegawai BUMN.
Sebelum masuk PLN, mungkin sudah ratusan tes rekrutmen yang saya ikuti. Mulai dari tes rekrutmen Pelindo, BPJS Ketenagakerjaan, Bank Indonesia, Telkom Indonesia, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, Bank BTN, Bank CIMB Niaga, Bank Maybank, Bank BCA dan ratusan tes rekrutmen lainnya, baik negeri, swasta, try-out lainnya. Ada yang lulus sampai tahap akhir namun saya tolak. Ada juga yang sudah di tahap wawancara akhir, namun gagal saya eksekusi. Jadi saya percaya, untuk masuk ke sebuah perusahaan yang besar, perlu berkali-kali jatuh bangun biar kita bisa semakin kuat mental dan fisik.
So, buat kamu yang ingin menjadi pegawai BUMN ataupun PNS, biar tambah semangat, yuk intip beberapa tips berikut ini:
1. Cari Informasi sebanyak-banyaknya terkait instasi yang kamu tuju
Pastikan kalian sudah tahu dahulu instansi apa yang kamu tuju. Pada prinsipnya, baik BUMN maupun PNS sama saja kok. Karena pada dasarnya keduanya merupakan dibawah naungan pemerintah, namun berbeda fungsi. BUMN adalah perusahaan-perusahaan yang modalnya dimiliki negara.
Dalam Pasal 33 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 jelas mengamanatkan bahwa cabang-cabang produksi yang strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara. Maka atas dasar itulah Perusahaan – Perusahaan BUMN didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, serta memenuhi kebutuhan masyarakat. Perusahaan BUMN bertanggung jawab langsung pada pemerintah, dalam hal ini lewat Kementerian BUMN.
Berikut beberapa perusahaan BUMN yang memiliki aset terbesar sehingga bisa disebut sebagai Top Ranking Perusahaan BUMN di Indonesia (https://money.kompas.com/read/2021/02/01/090438126/daftar-7-bumn-terbesar-di-indonesia-dari-sisi-aset-siapa-juaranya?page=all)
Sementara itu, kalau kamu cenderung lebih memilih menjadi pegawai PNS, saya sarankan untuk mencoba tes seleksi masuk CPNS Kementerian. Berikut beberapa Top Ranking instansi pemerintah Indonesia yang bisa kamu coba ikuti tes masuknya (https://www.liputan6.com/bisnis/read/4608843/daftar-instansi-terkaya-di-indonesia-kementerian-prabowo-masuk-peringkat-atas)
2. Rajin berlatih soal tes masuk BUMN/PNS
Untuk masalah latihan soal tes masuk ini sudah pasti alias mau tidak mau kudu wajib ditingkatkan. Bahkan, sangat disarankan sudah harus dilatih jauh-jauh hari sebelum tes dilaksanakan.
Sedikit cerita. Dulu ketika saya masih duduk di bangku SMA, saya sangat ingin sekali masuk instansi Kementerian Keuangan lewat jalur STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). Dahulu itu jenis soal yang diujiankan oleh STAN adalah TPA (Tes Potensi Akademik) dengan 4 sub jenis soal yaitu tes verbal, angka, logika dan gambar. Ditambah dengan tes bahasa inggris. Jadi garis besarnya, kita harus mampu menguasai perhitungan dasar matematika, penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar, mampu menganalogikan soal cerita dan gambar serta mahir mengerjakan soal tata bahasa inggris. Saya sempat mengikuti les khusus masuk STAN, dimana setiap harinya kita dituntut untuk mampu mengerjakan setiap soal TPA tersebut sehingga nilai skor TPA kita meningkat.
Singkat cerita saya gagal tes masuk STAN di akhir kelas 3 Semester II. Namun berkat latihan mengerjakan soal TPA yang terus diasah selama SMA serta rajin mengikuti try-out soal-soal TPA sejenis, ketika dulu tes masuk kuliah negeri (dulunya disebut SNMPTN) saya bisa lulus di Universitas Sumatera Utara Jurusan S1 Manajemen jalur Reguler. Rasanya saya merasa saya bisa lulus tes SNMPTN juga tidak lepas dari latihan mengerjakan soal TPA karena dulu tes masuk SNMPTN juga ada tes TPA-nya juga. Selain itu saya sebenarnya juga lulus di D3 Akuntansi Polmed Medan. Jaga-jaga siapa tahu saya tidak lulus yang jalur SNMPTN.
Intinya saya ingin menjelaskan bahwa dengan mempelajari TPA sedini mungkin tidak akan ada ruginya. Dikarenakan semua instasi baik negeri maupun swasta biasanya mensyaratkan lulus tes TPA ini sebagai syarat untuk diterima. Persiapkan dirimu sedini mungkin. Jika kamu baru benar-benar fokus berlatih di saat hanya karena sedang ingin mengikuti tes saja, kemungkinan mendapatkan skor TPA yang tinggi sangat sulit. Karena selain keberuntungan, untuk bisa lulus tes TPA perlu berlatih dari jauh-jauh hari.
Untuk jenis TPA sendiri sebenarnya ada banyak variasinya, terutama untuk tes seleksi masuk BUMN maupun CPNS. Selain jenis TPA seperti tes masuk STAN yang telah saya sebutkan diatas, ada beberapa jenis lainnya.
Untuk tes masuk BUMN biasanya tes seleksinya biasanya meliputi:
Untuk Tes seleksi CPNS sebenarnya tidak terlalu berbeda. Ada tes TPA nya juga seperti yang sudah dijelaskan diatas. Yang membedakan adalah pada tes CPNS adanya Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Pada tes ini wawasan kamu terhadap sejarah dan seperangkat pengetahuan tentang Indonesia diuji. Kamu perlu banyak menghapal pelajaran PKN untuk tes ini. Selain itu, pada tes CPNS adanya Tes Wawasan Intelgensia (TIU) dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Ketiga tes (yang disebut Seleksi Kompetensi Dasar) akan dilakukan menggunakan aplikasi Computer Assisted Test (CAT), dimana nantinya hasil tes akan keluar begitu tes berakhir. Syarat kelulusannya adalah lulus dengan total nilai tertinggi dan untuk setiap materi tes nilainya harus di atas ambang batas. Setelah lulus Seleksi Kompetensi Dasar, dilanjutkan dengan Seleksi Kompetensi Bidang yang berisi Tes Substantif Bidang, Psikotes, Wawancara dan Tes Keterampilan (hanya untuk beberapa jabatan saja).
3. Persiapkan dokumen prasyaratan administratif
Setelah 2 hal diatas dipersiapkan sedini mungkin, yang terakhir yang perlu diperhatikan adalah kelengkapan dokumen administratif saat mendaftar. Baik saat mendaftar secara online, maupun saat mendaftar langsung ditempat. Kamu harus memastikan semua dokumen pribadi kamu lengkap dan tersusun rapi. Selain itu pastikan kamu sudah melakukan scan untuk semua dokumen penting kamu dalam bentuk pdf. Hal ini berguna untuk berjaga-jaga andai dokumen kamu hilang. Juga memudahkan kamu untuk melakukan upload berkas saat mendaftar online. Berikut beberapa dokumen yang biasanya di prasyaratkan pada saat mendaftar BUMN maupun CPNS:
Meskipun banyak yang beranggapan bahwa tes masuk seleksi CPNS 2021 yang sedang berlangsung saat ini menurun peminatnya, jangan berkecil hati. Inilah saatnya kamu yang sudah lama menunggu momentum ini untuk berkompetisi dengan minim pesaing. Memang di zaman sekarang ini, apalagi di era digital, pekerjaan dengan status pegawai negeri atau BUMN kurang menarik minat anak muda. Hal ini terjadi karena sudah semakin banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia. Namun, kalau kamu adalah seorang yang tidak muluk-muluk alias realistis kamu tetap bisa menjadi pegawai BUMN ataupun PNS, sembari mengembangkan hobby yang bisa menghasilkan pemasukan tambahan dan menabung untuk membangun bisnis sampingan.
Intinya, kita harus terbuka terhadap peluang apapun yang ada. Jangan terlalu terpaku dengan passion. Siapa tahu dengan menjadi pegawai PNS atau BUMN, kedepannya kamu akan dihadapkan dengan orang-orang hebat yang akan membawa kamu menuju passion-nya kamu.
Dan yang terakhir…
DOA. Ya doa merupakan usaha yang paling wajib kudu kita lakukan. Saya percaya doa kepada Yang Diatas akan memberikan ketenangan batin dan membangkit performa kita. Selain itu, restu dari keluarga merupakan pembangkit semangat terbaik. Minta doa restu dari mereka yang kalian sayangi. Setelah itu ya berserah. Berpikir positif dan menyerahkan semua hasilnya kepada Tuhan. Karena Dia yang paling tahu apa yang terbaik bagi kita.
Ingat! Persiapan yang baik akan menentukan hasil akhir. Hasil yang besar pasti memerlukan usaha yang besar pula. Saya percaya keberuntungan itu ada. Namun akan terasa lebih puas jika kamu sudah berusaha sekuat tenaga dan hasilnya sesuai harapan. Dan jika tidak berhasil pun tidak ada rasa penyesalan karena kita sudah mencoba segala yang bisa kita usahakan. Kalau sudah usaha dilakukan dengan sepenuh hati dan Tuhan bertindak, saya rasa tidak butuh ‘orang dalam’ untuk bisa jadi pegawai BUMN dan PNS.
Selamat Mencoba dan Good Luck!