ar takjil Ramadan adalah fenomena baru yang ramai dibahas dimana-mana. Sebenarnya mungkin hal ini sudah sering terjadi, tahun ini sensasinya berbeda. Banyak yang memakai media sosial untuk membahas betapa susahnya mencari takjil.
Ada juga yang menyoroti kalau yang berburu takjil bukan hanya mereka yang berpuasa. Ya, suasana toleransi terasa kental. Mau protes tapi sepertinya ini adalah hal yang cenderung lucu dan seru daripada menjengkelkan. Kecuali kalau Anda tidak kebagian takji. Baru apes.
Jadi, bagaimana kita mengakali fenomena ini? Harus lebih gercep tentunya. Kalau kita bisa menikmati momen ini memang lebih terasa mengasyikan. Ini yang bisa Anda lakukan.
Aku punya satu warung takjil yang memang jadi langganan. Selain karena takjil buatannya selalu enak, memang banyak yang berbelanja disana. Agar kita tidak kehabisan, dekati penjual dan pesan sehari sebelumnya. Kalau hari ini kita gagal dapat takjil yang kita inginkan.
Jangan khawatir, masih ada hari esok. Selain itu, pakai jalur belakang terasa lebih aman dan nyaman. Ada kepastian kalau kita tidak akan kehabisan. Tapi, karena sudah pesan, jangan sampai tidak datang mengambilnya. Jadi, bisa sama-sama diuntungkan.
Penjual kadang menyiapkan uang kembalian. Tapi, kalau Anda bawa uang besar dan tidak ada kembalian, penjual bisa alihkan pesanan Anda ke orang lain. Kalau begini, tentu pesanan Anda bisa dialihkan ke pembeli yang lain.
Biasakan punya uang kecil dan datang dengan dompet sederhana. Anda tidak jadi incaran pencopet dan bisa belanja dengan leluasa. Uang receh bisa jadi penyelamat Anda untuk mendapat takjil yang Anda inginkan.
Nonis saja kalau beli takjil akan bersiap diri. Masa kita berangkat war takjil Ramadan dengan seadanya. Pakai sandal atau boot kalau banjir. Selain itu, pakai kaos agar lebih leluasa. Semakin nyaman cara pakaian Anda akan lebih leluasa dalam bergerak. Apalagi kalau menawar.
Menganti depan warung takjil bisa lama kalau kita terlalu sabar menunggu giliran. Aku pernah menunggu mbanya menyiapkan makanan. Tapi ada saja orang yang berusaha menyalip gilirannya. Jadi, jangan ragu untuk meneriakan pesananmu.
Penjual mungkin tidak mendengar pesananmu. Oleh karena itu, keluarkan suara dan pesan menu yang Anda inginkan dengan baik. Sesuaikan dengan perilaku pengunjung lainnya. Kalau semua tertib dan lancar. mungkin Anda tidak perlu berlaku agresif.