Ibu saya adalah tipikal Chinese Tiger Mom. It is more of a praise instead of an insult. Something I genuinely thank her for!
Saya memiliki sepupu yang sepantaran dengan saya. Kami belajar di sekolah dasar yang sama, namun tidak satu kelas. Ibu saya kerap membandingkan pencapaian saya dan sepupu. Jika saya mendapat nilai ujian 90 misalnya, dan sepupu saya mendapat nilai lebih tinggi, she would’ve said, “Sepupumu itu lho nilainya lebih tinggi… Kamu kok cuma segini, nanti kalau ujian lagi naikin nilainya!” Begitu di kesempatan berikutnya saya mendapat nilai 100, Ibu saya berkomentar, “Naaah gini lho bagus… Besok gini lagi ya!” Begitu pula terhadap beberapa teman sekelas saya yang sama-sama bersaing merebut ranking 3 besar. Selalu ada komentar Ibu mengiringi setiap pencapaian hihihi! Hal ini ditambah dengan status saya sebagai anak pertama. Ekspekstasi dan target dari orang tua, terutama Ibu (karena yang dominan memonitor dan mengungkapkan ‘kan Ibu ya) kepada saya tinggi sekali: harus detail, harus jadi nomor satu, dll.
Eh sebentar… Bapak saya juga ding! Saya ingat beliau pernah bilang begini, “Namamu itu berawalan huruf A. Huruf A itu alfabet nomor 1. Biar kamu jadi anak itu nomor 1 (pencapaiannya dll maksudnya!).” Kalau mengikuti teori parenting jaman sekarang pasti orang tua saya sudah disebut toxic parents ya. Hihihi.