Sekitar tahun 2021, aku ikut suami merantau ke Kalimantan Tengah, yakni di Desa Mantangai Hilir, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas. Namun akses jalur udara lebih dekat via Kalimantan Selatan, hanya butuh sekitar 3 jam perjalanan darat. Sementara vjika di tempuh via Palangkaraya butuh 5-6 jam perjalanan darat jalur provinsi. Bisa lebih cepat jika menggunakan akses jalur alternatif.
Waktu itu bulan April 2021 bertepatan dengan bulan Ramadan juga. Suami mendapat mandat untuk mengikuti kegiatan di kota kabupaten. Kegiatannya menginap. Dan bagiku ini adalah angin segar. Sudah lama sekali mendekam di perkampungan tanpa sekalipun melihat kota.
Di tempat tinggal kami, amat sangat jauh dari kota. Akses jalur darat sangat sulit. Jalanannya melewati tanah merah perusahaan sawit. Bila hujan turun, licinnya bukan main. Kalau panas terik, debunya nggak main-main. Intinya perjalanannya cukup menantang dan aku dalam kondisi hamil trimester 2. Sehingga wira-wiri ke kota tanpa rencana tidak mungkin akan kami lalui. Sehingga kesempatan keluar kampung, atau jalan-jalan ke kota benar-benar kami manfaatkan dengan baik.
Awalnya, kami bermaksud menikmati fasilitas pelatihan, yakni bisa ke kota. Rupanya, waktu itu aku butuh sekali migrasi BNI Syariah ke BSI. Sekalian saja, pikir kami. Ternyata, di Kapuas tidak bisa. Opsi terdekatnya hanya ke Banjarmasin.
Rampung pelatihan, kami lanjut safar ke Banjarmasin. Perjalanan sekitar 1 jam dari Kapuas. Yang unik bagi kami, Kapuas adalah Kalimantan Tengah, dan Banjarmasin adalah Kalimantan Selatan. Perbedaan waktunya hampir sejam. Tapi waktu shalatnya berdekatan. Seperti masuk dunia lain, dari WIB ke WITA secara singkat. Dan tidak menyadari dimana titik lokasi berubahnya waktu. Kan jadi penasaran…
