Cincin nikah. Memasangkan cincin nikah di jari manis pasangan adalah sebuah peristiwa yang sangat sakral dan harus dilakukan dengan serius. Baik ketika prosesi memasangkan cincinnya, maupun ketika mencari cincin pernikahan tersebut. Sebab, kejadian ini hanya terjadi satu kali seumur hidup.
Bertukar cincin pernikahan bukan hanya dilakukan oleh pasangan di Indonesia saja. Justru, budaya ini dibawa dari negara barat dan diadaptasi ke dalam negeri.
Pemberian cincin kawin ini sendiri sudah dilakukan sejak zaman Mesir Kuno alias sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Sedangkan penggunaan cincin dari logam seperti yang digunakan di era modern saat ini dilakukan dari zaman Yunani kuno.
Pada jaman dulu, cincin pernikahan tidak dibuat dari logam seperti emas, perak, maupun perunggu. Umat manusia baru bisa mengolah logam di jaman Yunani Kuno.
Masyarakat Yunani Kuno yang bertukar cincin pernikahan awalnya membuat cincin tersebut menggunakan gading, tulang, dan kulit binatang. Bahkan jika ditarik sejarah ke lebih awal lagi, diperkirakan cincin tunangan atau pernikahan dibuat menggunakan anyaman serat tumbuh-tumbuhan.
Penggunaan cincin nikah di jari manis berawal dari budaya masyarakat Mesir Kuno. Tepatnya, di jari keempat tangan sebelah kiri, baik untuk pria maupun untuk wanita.
Sejak jaman dulu, orang-orang percaya bahwa di jari manis terdapat nadi yang tersambung langsung ke hati. Jalur nadi tersebut dikenal dengan nama “vein of love” alias urat nadi cinta. Dan sama seperti saat ini juga, penggunaan cincin selalu disimbolkan sebagai sebuah komitmen atau ikatan pasangan dari jaman dulu.
Lompat ke era kejayaan Kerajaan Byzantine, yaitu tahun 330 hingga 1453 masehi, cincin pernikahan yang terukir wajah para pasangan mulai banyak digunakan. Kemudian di abad ke-15, cincin nikah jenis poise yang diukir dengan nama pasangan juga banyak dibuat.
Saat ini, cincin pernikahan semakin beragam baik dari segi bentuk, bahan pembuat, maupun ukirannya. Sehingga masyarakat bisa menentukan cincin yang mereka sukai sebagai hadiah dan bukti komitmen serta tanggung jawab untuk laki-laki.