Saya memilih tidak ngeles-in Teteh untuk urusan baca tulis. Dan sesungguhnya, kami sebagai orang tua let it flow aja sama kemampuan Teteh. Harus bisa tapi nggak pengen maksa segera bisa. Makanya saya kaget juga waktu gurunya nanya apakah saya ngelesin Teteh karena dia udah bisa baca tulis.
Saya percaya bahwa baca tulis menjadi kemampuan yang sama dengan milestone anak yang lain. Semua ada waktunya, jadi les nggak urgen untuk dilakukan. (ini bagi saya, lho ya!) Yang penting ikhtiar untuk menuju ke arah mampu membaca dan menulis ini selalu dilakukan. Jadi, bukan keyakinan tanpa bekal apa pun.
Gimana caranya? Saya merangkumnya ke dalam tiga tips saja. Nggak usah banyak-banyak, biar nggak pusing bacanya! Hehehe