Assalamu’alaykum Diaris.
Jika bicara tentang cabut gigi, ini bukanlah kali pertama aku melakukannya. Sebelumnya aku pernah cabut gigi yang mana ceritanya pernah aku tulis di diary sebelum-sebelumnya. Waktu itu aku terpaksa cabut gigi untuk pertama kalinya karena gigiku raib separuh oleh si karies akibat dulu semasa kecil malas sikat gigi sebelum tidur. Yah mau gimana lagi gigiku tinggal akarnya saja dan sudah menghitam pula.
Kali ini aku juga mau cerita pengalamanku cabut gigi lagi, mudah-mudahan ini cabut gigi yang terakhir, tapi bukan karena karies, melainkan ini merupakan gigi bungsu yakni gigi geraham yang tumbuh paling akhir diantara gigi yang lain, biasanya tumbuh di penghujung usia belasan tahun atau awal usia dua puluh tahunan. Kondisi ini biasanya menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa. Rasa nyeri muncul apabila tidak ada ruang tersisa pada gusi yang bisa ditempati gigi bungsu. Nah sampai sini kurasa Diaris cukup paham kenapa gigi bungsuku dicabut.
Baca juga : CABUT GIGI PREMOLAR DI BOGOR DENTAL CENTER
Namun, semuanya bermula bukan dari si gigi bungsu, melainkan aku mengeluhkan salah satu gigi geraham dengan tambalan karena berlubang nan cukup lebar. Setelah dua tahun lamanya aku absen treatment gigi karena kesibukan setelah menikah dan punya bayi, aku mulai mengeluhkan rasa ngilu dan agak cenat-cenut di gigi geraham yang ditambal tersebut. Akhirnya dengan mengumpulkan tekad yang kuat aku pun berkunjung ke RS Nuraida yang beralamat di Jalan Haji Jl. Achmad Sobana No.105, RT.04/RW.06, Tegal Gundil, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat 16152, Rumah Sakit tempat anakku imunisasi.
Sebenarnya RS Nuraida cukup jauh dari rumahku. Aku bisa menghabiskan waktu kurang lebih satu jam jika menggunakan mobil, 45 menit jika menggunakan motor dengan catatan tanpa macet. Lah terus kenapa nggak cari yang dekat saja, masa nggak ada yang lebih dekat dari rumah?. Ada sih, tentu banyak pilihan, tapi aku punya beberapa alasan kenapa aku memilih RS Nuraida.