Tiba-tiba ingat soto dan suatu percakapan tentang soto. Jadi aku putuskan untuk menuliskan macam-macam soto di Indonesia aja sekalian, hehe . Kira-kira mana aja ya soto yang udah dan belum kamu coba?
Waktu itu aku baru menikah dan ibu mertua datang ke rumah dari Jateng. Aku masakin beliau soto, tapi soto khas tempat asalku di bumi ngapak. Ada satu pertanyaan beliau yang sampai sekarang kalau diingat aku jadi ketawa sendiri.
Ibu bertanya, “Ini soto? Kok kaya ketoprak?”. Auto menciut dong jiwa cheff -ku saat itu. Mungkin nggak cocok kali ya di lidah ibu mertua hahaha .
But hey, aku jadi ingat bahwa namanya memang sama, yaitu soto. Tapi jenisnya ada banyak kan di Indonesia tuh. Okay kita ulik bareng-bareng ya.
Nggak lengkap rasanya mengulik sesuatu tanpa tahu sejarahnya. Akhirnya aku cari deh tuh asal-usul soto dan ketemu dari artikel regional.kompas.com. Begini kira-kira resume-nya.
Dikutip dari Indonesia.go.id, Ari (antropolog dari Universitas Brawijaya) mengatakan dari sebuah catatan kaki yang ditulis Indonesianis asal Prancis Denys Lombard, soto berasal dari makanan populer abad ke-19 yang aslinya bernama caudo atau jao to.
Caudo ATAU jao untuk Berarti ‘rerumputan’ jeroan ATAU jeroan berempah. Lombard menyebut caudo pertama kali populer di Semarang di abad ke-19. Hal yang hampir sama juga disampaikan seorang peneliti lain, Aji “Chen” Bromokusumo. Ia mengatakan soto bersal dari kata shao du atau sao tu yang berarti memasak jeroan.
Selengkapnya di www.nurrahmahwidyawati.com