Pernah nggak sih kalian membayangkan saat kita (sebagai orang tua) sudah nggak bisa menemani anak-anak kita menjalani hidupnya? Maka penting untuk para orang tua tahu cara melatih kemandirian anak usia dini. Ini merupakan gerbang awal untuk bisa memerdekakan jiwa anak saat beranjak dewasa.
kadang-kadang sebagai orang tua kita hanya sibuk memerdekakan aspek kognitifnya, dengan stimulasi-stimulasi kegiatan belajar, menghitung, membaca, dll. Namun ada aspek penting juga yang harus distimulasi agar balance , yaitu kemandiriannya.
Anak kita nggak akan selamanya bersama kita. Mereka perlu belajar dan tahu tentang kemandirian untuk bisa bertahan hidup.
Seseorang dikatakan mandiri jika dalam menjalani kehidupan tidak tergantung kepada orang lain khususnya dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Kemandirian juga ditunjukkan dengan adanya kemampuan mengambil keputusan serta mengatasi masalah. Dengan demikian setiap anak perlu dilatih untuk mengembangkan kemandirian sesuai kapasitas dan tahapan perkembangannya.
Melatih kemandirian anak tentu nggak bisa instan. Ini merupakan proses panjang dan saling berkaitan. Melatih kemandirian anak bisa dilakukan sedini mungkin. Namun merujuk pada beberapa referensi, ini bisa dimulai sejak seorang anak nggak 100% bergantung pada orang tuanya (setelah fase bayi).
Pada usia bayi, yaitu 0-12 tahun, anak masih memerlukan bantuan orang tua sepenuhnya. Namun saat anak sudah menginjak usia balita , maka ruang eksplorasinya bisa lebih luas. Seringnya usia segini anak-anak sudah bisa berjalan. Mereka akan lebih aktif bergerak dan menjelajah, serta belajar berbicara.
Melatih kemandirian anak bisa dimulai dari usia satu tahun dan terus berlanjut seiring anak bisa berinteraksi dengan sekitarnya dengan lebih baik. Namun memang pandangan mandiri ini juga bisa berbeda-beda, karena aspek mental dan fisik setiap orang dan keluarga juga berbeda (banyak faktor yang mempengaruhinya).
Selengkapnya di www.nurrahmahwidyawati.com