Dulu, aku pernah menyayangi seseorang. Menjatuhkan harapan begitu dalam. Sampai, separuh nalarku abaikan. Dia menawarkan banyak janji, menjadikan aku pelabuhan terakhirnya dalam mencintai. katanya, dia tak ingin mencari yang lain lagi. Kami membicarakan banyak hal tentang impian dimasa mendatang. Tentang dia yang mau menunggu, tentang rasa yang harus dijaga.
Namun, waktu mengubah segalanya takdir mempermainkan dan bumi menertawakan. Segala harapan yang kami tata dilangit impian,, hancur dalan sekejap. Seperti lembaran kertas yang berserahkan, berantakan. Meski tak ingin, aku menghilang dan pergi. Karena sepenuhnya aku sadar, rasaku adalah rasa yang salah. Dia yang memilih dengan orang lain dan aku yang memilih untuk kembali, kembali kepada cinta yang seharusnya. Pada ALLAH.
Nyatanya tak semudah yang ku bayangkan, aku bahkan membawa luka kemanapun kaki melangkah. Berjuang sendirian untuk bangkit lagi dari rasa sakit. Beberapa bulan lamanya, hingga aku menjadi seseorang yang menutup diri. Tak membiarkan siapapun bahkan untuk mendekati. Aku trauma akan patah hati. Perih
Namun, lagi dan lagi, untuk kedua kalinya aku kalah dengan rasa. Cerita unik yang tak pernah terduga. Kamu, seseorang yang datang tanpa diminta dan memberiku rasa berbeda. Setelah bertahun-tahun hatiku mati, rasaku membantu, kamu hadir dan mematahkan egoku. Aku kalah, aku lemah. Rasa kembali membutakan mataku dari ALLAH
Benar adanya, ketika perjuangan dibentengi dengan rasa yang salah, maka ALLAH takkan merestuinya kami terjebak pada pilihan yan rumit. Yang mengharuskanku kembali merasaka patah. Dan tanpa disengaja, kamu pun juga terluka. Aku tak menyalahkan keadaan. Karena harapan yang tertuju pada harapan sifatnya menghancurkan. Kami sama-sama mengalah. Membiarkan rasa mengalir seadanya dan berjalan semestinya.
Sebab, kamu yang mampu menghidupkan kembali hati, dan aku percaya kamu takkan pergi hanya untuk membuatnya kembali mati.
perihal rasa ???
Biarkan hanya diri dan pencipta yang tahu, karena sebaik-baiknya adalah cinta ketika dia mampu menjaganya
Sebelum waktu bersama tiba. Dan tempat terbaik untuk menitip adalah sang pemilik. ALLAH ta’ala.
Sekarang aku dan kamu berdiri pada tempat yang berbeda namun dengan harapan yang sama. Hidup baru, cerita baru, sederhana, semoga ALLAH mempertemukan dan menyatukan. bukan hanya karena cinta, namun pada orang yang nanti tangannya mampu bergandengan untuk meraih jannah bersama.