Dakwah, sesungguhnya perintah ALLAH yang diwajibkan kepada setiap muslim dan muslimah. Di kalangan masyarakat dakwah ummunya sering kali di identik sebagai pekerjaan kaum laki-laki saja. Padahal, pengembang risalah dakwah dikalangan muslimah merupakan keniscayaan, bahkan kewajiban. Perempuan juga sebagai makhluk ALLAH, kita diciptakan tidak lain hanya untuk beribadah kepada-nya. Tugas syar’i yang diembangkan kepada laki-laki dan perempuan adalah sama. Persamaan hak dan kewajiban diantara mereka tidak berbeda. Perbedaan itu terjadi hanya dalam hal-hal yang sifatnya manusiawi saja. Namun perbedaan tersebut tidak mengubah kewajiban keduanya untuk berdakwah.
ALLAH swt berfirman, yang artinya
“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada ALLAH…” (TQS Ali-imran:110)
Jadi, Secara umum kita dapat memaknai dakwah sebagai upaya mengajak manusia kejalan ALLAH yang dilakukan dengan hikmah dan ketelatenan, dengan tujuan agar mereka keluar dari kejahiliyaan menuju cahaya islam. dakwah juga bisa berarti menyebarluaskan rahmat ALLAH, sebagai islam yang rahmatan lil al-‘alamin.
Melakukan risalah dakwah sesungguhnya kita tidak harus menjadi spesialis dalam bidang syariah, dan tidak pula harus menjadi fukaha terlebih dahulu atau menghafal al-qur’an dan kitab-kitab,dan memiliki ilmu yang luas lantas kita baru berdakwah.., tidak, Sebab dakwah sesungguhya menjadi sebuah kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimah.
Ada dalil yang mengatakan “sampaikanlah walau hanya satu ayat”
Jadi, sudah jelas yah muslimah, dakwah itu tidak mesti kita terlebih dahulu menjadi ahli dalam bidang agama, ketika kita telah memahami bahwa dakwah adalah sebuah kewajiban maka tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak mau berdakwah.
Memang berada dijalan dakwah ini, tidaklah mudah akan ada banyak rintangan dan tantangan yang akan kita dapati. Jalan dakwah ibarat sebuah perjalanan yang sulit bukan jalan yang mulus dan lurus. Ia jalan yang berliku, penuh dengan tebing terjal yang berbahaya. Terkadang tidak hanya duri namun juga krikil-krikil tajam yang menghandang kita. Walau banyak orang yang tak sangggup ganasnya medan, namun tak sedikit pula yang mau menjalaninya.
Akan tetapi tantangan dan rintangan itu semestinya tidak menjadikan kita berhenti dalam berdakwah. Sebab dengan adanya cobaan dan rintangan yang dihadapi oleh para pengembang dakwah seharusnya menjadikan kita kuat, istiqomah dan tetap tegar bahkan semakin produktif untuk menguji tingkat keimanan kita sebagai pengembang dakwah.
“apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan; ‘kami telah beriman’sedang mereka tidak diuji lagi?dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungghnya ALLAH mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta” (TQS.Al-Ankabut:2-3)
Ya, dakwah juga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Ia adalah bagian dari kehidupan kita. Apapun yang dijalani dan dihadapi dalam hidup ini merupakan bagian dari jalan dakwah yang harus dijalani. Ketika ada perubahan-perubahan didalamnya, dakwahpun akan mengalami perubahan. Sebab bagaimana pun zaman ini bergulir dan berubah. Dan dakwah pun senantiasa mengiringinya. Begitupun dengan tantangan dan peluang dakwah. Siapapun yang menghalangi dakwah ini, ia akan terevolusi oleh gerakan dakwah itu sendiri. Dan syariah islam akan tetap tegak sampai Allah mengambil keputusan.
Dalam sejarah nabi muhammad saw ada tiga bentuk dakwah yang beliau lakukan, yakni dawah dengan lisan ( da’wah bil al-lisan), dakwah berupa tulisan ( da’wah bil al-qalam),dan dakwah dengan perbuatan ( da’wah bil al-hal). Dakwah melalui lisan pertama kali dilakukan oleh rasulullah kepada istrinya khadijah kemudian keluarganya, dan teman-teman karibnya. Dakwah melalui tulisan yaitu dilakukan dengan mengirim surat yang berisi seruan atau ajakan untuk mengganut agama islam kepada raja-raja, kepala pemerintahan dari negara-negara sekitar jazirah arab. Sedangkan dakwah melalui perbuatan nyata adalah dengan merintis dan mempraktekan ajaran-ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Jadi jalan dakwah adalah jalan para nabi. Jadi bersyukurlah bagi orang-orang yang telah mendedikasikan hidupnya dijalan dakwah.
Subhanallah, sungguh kita akan mendapatkan kenikmatan dakwah, yakni nikmat iman, nikmat islam, dan juga nikmat persaudaraan. Inilah yang akan kita peroleh, tatkala kita mau menjadi penerus perjuagan para nabi yaitu menegakan kalamullah, menyebarkan kebenaran, mencegah kemungkaran serta menghancurkan kedzaliman.
Meninggalkan kewajiban dakwah sama artinya kita mendukung kedzaliman yang ada dan kelalaian dalam berdakwah juga akan berakibat munculnya sejumlah keburukan. Keburukan akibat tidak tersampaikannya dakwah kepada masyarakat, hingga hilangnya amar ma’ruf nahi mungkar dalam masyarakat. Dan keburukan ini ditimpakan ALLAH kepada siapa saja, tanpa memandang tingkat keimanan kita.
“mereka satu sama lain tidak saling melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesunggunhya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat” (TQS Al- ma’idah:79)
Bahkan ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh abu dawud
“sesunggunhya manusia apabila melihat orang yang berbuat dzalim, lantas tidak mencegah tindakkanya, maka ALLAH akan menimpakan siksaan kepada mereka secara merata dari sisi-nya”
Na’udzubillah…
Semoga ALLAH menjauhkan kita dari siksaan ini, dan memberi kekuatan kepada kita khususnya kaum muslimah agar senantiasa tertambat hati- hati kita untuk selalu berada dan istiqomah dijalan dakwah ini. yaALLAH masukanlah kami kedalam golongan orang-orang shaleh wa shaleha, orang-orang yang engkau pilih sebagai khairul ummah.
sebagaimana firman ALLAH:
“ kamu adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, memerintah kepada yang ma’ruf dan mencegah dari mungkar, dan beriman kepada ALLAH “ (TQS.Ali-imran:110)
Wallahu a’lam bissawab.
