Tinggal di Indonesia dengan kekayaan ragam suku dan budaya merupakan hal yang membanggakan karena kita bisa saling mengenali cara hidup dan adat turun-temurun dari dulu hingga sekarang. Hidup berdampingan dengan budaya merupakan kelebihan bangsa Indonesia dan kita tidak dapat menghindari lingkungan masyarakat dan budaya. Masyarakat adat di Indonesia memandang mitos adalah sebuah aturan kehidupan yang dipercaya dapat menghindari hal-hal buruk apabila menjalani aturan tersebut. Mitos berupa wacana cerita, asal usul, atau keyakinan yang erat kaitannya dengan adat istiadat yang beberapa masih dipegang hingga saat ini, salah satunya tentang kehamilan.
Hal ini akan menjadi berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan Ibu dan janin apabila sulit menerima penjelasan ilmiah dari setiap mitos tersebut. Perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi ternyata tidak membuat beberapa masyarakat suku di Indonesia meninggalkan mitos-mitos kehamilan ini. Nah, di bawah ini beberapa mitos yang masih dipercaya di beberapa suku Indonesia. Yuk, kita cek apakah Ibu pernah mendengar salah satu mitos ini? Mari kita cari tahu juga kebenarannya!
MITOS DAN FAKTA JAWA
Mitos: Larangan untuk duduk di depan pintu atau di tengah-tengah pintu karena diyakini proses melahirkan akan menjadi susah serta menyakitkan
Fakta: Duduk di depan pintu atau di tengah-tengah pintu mungkin sudah sering Ibu dengar sejak masa gadis dengan alasan akan sulit mendapat jodoh dan rezeki. Jika pada masa kehamilan Ibu mendengar hal ini, Ibu bisa tenang karena tidak ada penelitian yang menunjukkan adanya hubungan duduk di depan pintu dengan sulit melahirkan. Melihat sisi positifnya, anjuran ini mungkin saja untuk menghindarkan Ibu terserang penyakit yang disebabkan mikroorganisme, bakteri, atau virus yang ada di udara dan ditularkan dengan cara bersin, batuk, atau debu. Khawatirnya, daya tahan tubuh Ibu tidak dapat menghalau infeksi bakteri, virus, atau mikroorganisme di udara sehingga menyebabkan Ibu sakit flu, demam, atau COVID-19.
Mitos: Larangan untuk mempersiapkan perlengkapan bayi sebelum lahiran karena dianggap mendahului ketetapan Tuhan
Fakta: Menunggu kedatangan buah hati adalah hal yang menyenangkan. Mempersiapkan kebutuhan bayi adalah hal yang baik agar Ibu tidak kewalahan saat harus mulai merawat. Secara psikologis, hal yang wajar membeli kebutuhan bayi sebelum melahirkan, bahkan keinginan ini tidak dapat ditahan saat muncul insting nesting Ibu.
Adanya mitos ini mungkin untuk menghindari Ibu dari kekecewaan dan stress apabila terjadi hal tidak terduga selama kehamilan, atau menjaga kesehatan dan stamina Ibu dari kelelahan fisik saat membeli perlengkapan bayi. Oleh karena itu, sebaiknya belilah dahulu barang dasar, seperti popok, alat mandi, selimut bayi, baju, celana, dll.
Mitos: Anjuran untuk makan menggunakan tempat yang besar agar porsi makannya pun menjadi banyak
Fakta: Porsi makan yang berlebihan akan membuat Ibu mengalami kelebihan berat badan (overweight) atau obesitas yang berujung pada diabetes. Hal ini tidak baik karena dapat menimbulkan komplikasi kehamilan, seperti risiko bayi cacat lahir, kelahiran prematur, dan keguguran. Jadi, makanlah secukupnya sesuai anjuran dokter, pilih jenis makanan yang variatif dan bergizi
MITOS DAN FAKTA BANJAR
Mitos: Mengikatkan benang hitam di jempol kaki untuk menghindari gangguan makhluk halus. Ada juga yang menafsirkan maksud tindakan ini adalah untuk mengingatkan ibu hamil selalu berhati-hati agar tidak terantuk watun (tersandung ambang lantai)
Fakta: Mengikat jempol di kaki dengan benang dapat menghambat aliran darah sehingga mengakibatkan mati rasa di sekitar jempol. Terdapat saraf di jempol kaki yang terhubung dengan kelenjar pituitari. Kelenjar ini mampu memproduksi berbagai hormon, seperti luteinizing, oksitosin, prolaktin, dan adrenokortikotropik. Pada ibu hamil, hormon oksitosin membantu memicu kontraksi rahim ketika melahirkan. Jika terdapat masalah pada hormon ini, akan membahayakan Ibu dan janin saat proses persalinan.
Mitos: Kondisi kehamilan ini: ketuban pecah dini (kambar banyu), tangan dan kaki bengkak saat hamil, payudara membengkak setelah melahirkan, dan keluarnya cairan berbau dari vagina dianggap tidak berbahaya
Fakta: Kondisi seperti ini tentu saja sangat berbahaya dan perlu segera mendapat penanganan dokter. Secara kesehatan, kondisi-kondisi di atas menandakan adanya masalah, yaitu
MITOS DAN FAKTA BUGIS
Mitos: Larangan untuk keluar rumah di sore karena khawatir roh halus akan mengikutinya dan menghambat proses melahirkan bayi. Ibu juga dilarang keluar rumah ketika gerimis di sore hari karena khawatir anaknya nanti akan menjadi keturunan setan.
Fakta: Waduuh, seram sekali, ya Bun. Beberapa Ibu yang bersuku Bugis mungkin masih ada yang mendengar mitos ini. Tentu ini tidak benar, ya Bun. Bisa berbahaya bagi psikologi Ibu jika terlalu dipikirkan. Mitos ini bisa jadi dibuat untuk menghalangi Ibu keluar rumah sore hari karena perubahan angin sore ke malam dan hujan dapat membuat Ibu sakit.
Mitos: Tidak boleh mandi di waktu senja karena khawatir akan mengalami kembar air, artinya sebelum bayi lahir akan keluar lebih dulu air yang dapat menyulitkan proses kelahiran bayi
Fakta: Dalam medis, hamil kembar air dikenal dengan polihidramnion, yaitu kondisi ketika air ketuban di rahim terlalu banyak sehingga perut membesar memberi kesan hamil kembar. Kondisi kesehatan ini rentan komplikasi seperti ketuban pecah dini, pendarahan, tali pusar keluar dari vagina, dan keguguran. Polihidramnion bisa terjadi karena adanya gangguan kesehatan janin, kelainan genetik janin, atau Ibu mengalami diabetes gestasional. Jadi, tidak perlu khawatir apabila ingin mandi di sore hari karena tidak ada hubungannya dengan hamil kembar air. Namun, sebaiknya pastikan air mandi Ibu tidak terlalu dingin sampai membuat menggigil karena seharusnya mandi membuat Ibu rileks dan segar.
MITOS DAN FAKTA BADUY DALAM
Mitos: Tradisi Ngaragap beuteung yaitu pijat di bagian perut oleh Paraji (dukun beranak)
Fakta: Memijat bagian perut saat hamil tidak disarankan oleh dokter karena dapat menyebabkan gangguan posisi organ dalam perut Ibu dan memicu kontraksi rahim sehingga terjadi keguguran. Ibu bisa meminta pengertian kepada keluarga dan orang sekitar untuk menghindari pijat di bagian perut.
Mitos: Persalinan dilakukan sendiri tanpa didampingi paraji atau bidan. Terkadang, proses bersalin dibantu oleh ambu (Ibu) atau saudara perempuannya, tapi lebih sering dilakukan sendirian saja. Bahkan, suami atau laki-laki tabu untuk mendampingi.
Fakta: Masa kehamilan bisa memicu stress dan depresi pada ibu hamil. Melewati proses persalinan sendirian tentu sangat berat dari segi keamanan maupun psikologis. Tanpa adanya pendampingan dari ahli dapat membahayakan keamanan dan keselamatan proses bersalin Ibu dan janin. Dari segi psikologis, Ibu harus berjuang ‘sendirian’, yang mana akan lebih banyak menguras energi, emosional, dan kesehatan mental selama proses persalinan. Oleh karena itu, hal penting yang harus Ibu ketahui adalah Ibu dapat menjadi kuat saat menjalani proses persalinan bila ada suami untuk menemani dan mendukung, serta harus dibantu oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, atau dukun bayi) untuk menjalankan prosedur medis.
MITOS DAN FAKTA DAYAK
Mitos: Makanan ini pantang dikonsumsi ibu hamil: ketan hitam karena dapat menyebabkan sakit pinggang, ikan dapat menyebabkan air susu berbau amis, cabe menyebabkan keguguran dan pendarahan, dan makan sayur rebung atau sayur nangka karena dapat menyebabkan gatal-gatal pada Ibu dan bayi.
Fakta: Makanan memberi nutrisi yang baik untuk tubuh. Memang, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari ibu hamil, tapi itu karena alasan kesehatan seperti makanan yang menimbulkan alergi, meningkatkan kadar diabetes, kolesterol, asam urat, atau makanan yang dimasak kurang matang. Variasi makanan sangat baik untuk Ibu agar tidak merasa bosan dengan jenis yang sama terus-menerus.
Ketan hitam mengandung serat yang baik untuk pencernaan. Ikan mengandung protein, omega-3, dan beragam nutrisi baik lainnya untuk perkembangan janin. Sayur nangka dan rebung juga bisa Ibu konsumsi asal tidak berlebihan karena santan memicu keluhan perut kembung, sesak, mual, dan peningkatan asam lambung, jadi sebaiknya Ibu tetapkan batasannya. Apabila ingin makan pedas pun secukupnya saja untuk menghindari Ibu mulas atau maag bagi Ibu yang punya riwayat sakit lambung.
Mitos: Anjuran ibu hamil harus banyak bekerja dan tidak boleh banyak tidur. Diyakini kalau tidur terlalu banyak, bayinya akan lengket pada tulang belakang Ibu sehingga akan sulit ketika melahirkan.
Fakta: Ibu hamil sebaiknya memiliki waktu istirahat yang cukup. Terlalu banyak tidur juga tidak baik untuk tubuh dan Ibu bisa jadi bosan. Tetapi, aktivitas yang berlebihan juga dapat membahayakan kesehatan Ibu dan janin. Bekerja dapat membantu Ibu mengatasi rasa bosan, kecemasan, dan dapat memperbaiki mood dengan bertemu orang. Di lain sisi, bekerja mungkin saja memicu stress dan kelelahan. Alangkah baiknya untuk Ibu bisa membuat batasan tubuh Ibu untuk bekerja dan beristirahat.
MITOS DAN FAKTA MADURA
Mitos: Praktik membuang kolostrum karena dianggap kotor
Fakta: Pandangan ini masih kita temui juga di kota-kota besar. Namun, hal ini tidak benar karena penelitian membuktikan bahwa kolostrum atau air susu yang pertama kali Ibu produksi memegang peranan penting dalam membentuk sistem imun tubuh si kecil. Kolostrum inilah yang menjadi makanan pertama bayi Ibu setelah lahir. Mungkin Ibu terkecoh dengan warna putih kekuningan atau jingga dari kolostrum, tapi itu karena dipenuhi sel darah putih yang dapat membantu produksi antibodi si kecil, melindungi dari infeksi, dan banyak mengandung protein, vitamin, serta mineral.
Mitos: Ibu hamil dan suami lebih mempercayakan pemeriksaan kehamilan ke dukun bayi dibandingkan pengobatan modern. Persepsi masyarakat Madura menganggap dukun bayi berkemampuan untuk memahami dan mengatur posisi bayi, sedangkan bidan untuk mengetahui kesehatan ibu hamil, seperti tekanan darah, menyuntik, atau memberi vitamin.
Fakta: Lingkungan masyarakat di Madura masih menganut hal ini. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan sudah tersedia, tapi ternyata masih sulit untuk dijangkau. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada faktor kurangnya pengetahuan Ibu, biaya persalinan ke petugas kesehatan dianggap mahal, serta Ibu yang takut operasi dan pengobatan medis. Persepsi masyarakat ini tidak mudah untuk diluruskan karena sudah menjadi perilaku turun-temurun dan kehidupan adat yang kental. Usaha pendekatan untuk mendapat kepercayaan masyarakat diperlukan agar bisa terbuka terhadap pengobatan modern.
Sebagai warga bangsa Indonesia dengan keragaman budaya dan kepercayan, tidak dapat dipungkiri adanya berbagai macam mitos saat kehamilan. Bila dilihat dari sisi positifnya, beberapa diantaranya bermaksud untuk menjaga Ibu dari bahaya. Kemajuan penelitian kesehatan dan teknologi memungkinkan Ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan dan mencari tahu alasan medis dari kepercayaan zaman dahulu.