Tiga minggu yang lalu saya melakukan operasi miom dan kista, sekaligus rahim saya diangkat. Tidak hanya itu, dokter juga menemukan jika usus buntu saya bermasalah, sehingga usus buntu saya juga sekalian diangkat. Pengalaman operasi miom dan kista yang sebenarya saya takuti sejak dulu itu kini harus saya jalani.
Apakah saya tidak terkejut mendengar vonis dokter tersebut? Tentu saja saya sangat terkejut. Pasalnya belum genap setahun dari terakhir saya memeriksakan kandungan, Miom dan kista yang ada di dalam rahim sudah tumbuh besar. Pada pertengahan Juni 2022, kebetulan saya mengalami keguguran, dan saat pemeriksaan rahim, miom dan kista tersebut belum terlihat. Namun, saat memeriksakan pada Februari 2023 yang lalu, ternyata diameter miom 10,5 cm dan kistanya 7,5 cm. Sudah sangat besar. Dokter mengatakan, jika miom saya masih ukuran di bawah 5 cm, insyaAllah masih bisa ditekan pertumbuhannya dengan obat.
Melihat jarak waktu yang belum genap 1 tahun tersebut, dokter merekomendasikan kami untuk pemeriksaan laboratorium di Prodia, untuk memastikan apakah miom tersebut ganas atau tidak. Tetapi alhamdulillah, hasil dari Laboratorium Prodia tersebut negatif. Tetapi keputusan dokter saya tetap harus melakukan operasi untuk kondisi kami yang lebih baik.
Maka dokter di klinik tersebut memberikan kami surat rujukan untuk ke rumah sakit lebih besar type golongan A, yang mana di sanalah tempat dokter tersebut praktik.
Saat itu hari Kamis sore saya memeriksakan diri ke dokter Adri Yanti SpOG di BMC Nagoya. Seperti yang saya ceritakan pada paragraf pembuka, di mana setelah melihat besarnya miom dan kista di rahim, dokter memutuskan untuk melakukan tindakan operasi.
Karena kebetulan saat periksa di BMC kami menggunakan dana pribadi, maka dokter memberikan rujukan agar tindakan operasi dapat dilaksanakan di rumah sakit yang beliau tunjuk dengan pembiayaan dari BPJS.
Mulai dari Faskes Pertama dekat tempat tinggal saya di Klinik Graha Hermine, prosesnya tak berbelit dan terbilang cepat. Sebenarnya saya bisa meminta surat rujukan tersebut di resepsionis atau tempat pendaftaran. Tapi saya justru ikut mengantre menunggu panggilan dokter. Setelah mendapatkan surat rujukan ke rumah sakit tingkat 2, saya ditemani suami segera bergegas ke sana. Di rumah sakit tingkat 2 ini kami diberi rujukan ke RSBP Batam.
Baca Juga : Manfaat Probiotik untuk Kesehatan Bayi
Setelah mendapatkan surat rujukan untuk periksa ke dokter Aad SpOG di RSBP, akhirnya pada hari Selasa pertengahan bulan Januari saya menuju ke RSBP. Namun sayangnya, saat itu dokter Aad sedang berhalangan hadir. Meskipun ada dokter pengganti, tetapi karena ada janji dengan keputusan operasi akhirnya saya kembali ke tempat kerja dengan tangan kosong. Hingga kemudian saya kembali ke RSBP pada hari Jumat nya. Dan keputusan operasi saat itu ditentukan dengan diagnosis pengangkatan rahim, miom dan kista.
Setelah sekian lama saya tinggal di Batam, untuk pertama kalinya saya memeriksakan kesehatan di RSBP ini. Rumah sakitnya sudah sangat jauh berbeda dibandingkan awal-awal tahun saya tinggal di kota ini. Sekarang segalanya jauh terlihat lebih baik. Pelayanannya juga cepat ramah. Rumah sakit yang luas dan sangat bersih.
Sedari awal dokter memutuskn saya harus ditindak dengan operasi, perasaan saya masih tenang. Tetapi ketika kursi roda membawa saya menuju ruang operasi, perasaan cemas itu mulai hadir. Tetapi suami, maupun perawat-perawat di sana menganjurkan saya untuk banyak berzikir dan berdoa untuk menenangkan hati.
Proses pra operasi cukup cepat. Setelah diperiksa darah dan beberapa hal yang diperlukan, brangkar saya di dorong ke ruang operasi. Di dalam ruangan yang saat itu hanya satu perawat yang mencoba menenangkan saya dengan mengajak mengobrol. Lalu datang 2- 3 orang lagi dan saat itu melalui jarum infus obat bius dimasukkan ke tubuh saya. Saya tak ingat apa-apa lagi hingga ternyata 6 jam kemudian saya baru sadar dan mengeranga kehausan.
Suami agak cemas karena ternyata proses pengambilan rahim, miom dan kistanya cukup lama. Setelah 2 hari berlalu ketika dokter mengunjungi saya di ruang perawatan, beliau mengatakan bahwa ternyata kistanya sangat melekat di indung telur, jadi harus berhati-hati sekali saat mengangkatnya. Dan ternyata juga usus buntu saya diangkat sekalian karena terlihat ada peradangan.
Suami yang melihat langsung organ-organ yang diambil dari dalam tubuh saya itu. Hanya usus buntu yang diberikan kepada kamu untuk dibawa pulang. Miom, kista dan rahim dibawa ke laboratirium untuk diperiksa kembali apakah sifatnya ganas atau tidak ganas.
Syukur alhamdulillah ketika kontrol berikutnya, hasil PA dari miom dna kista tersebut dinyatakan tidak ganas.
Baca Juga : Cara Mencegah Asam Urat dan kenali Penyebabnya
Dari pengalaman operasi kista dan miom ini saya hanya menyampaikan pesan yang dokter sampaikan kepada saya. Bahwa perempuan itu lebih mudah berpotensi terserang penyakit. Seperti kanker payudara, kanker serviks, kanker rahim, miom, kista, melahirkan dengan Sc dan lains ebagainya.
Dokter juga mengatakan bahwa sebenarnya penyebab pasti tumbuhnya miom dan kista di rahim itu belum bisa dipastikan. Bisa jadi karena gen, asupan makanan, stress dan lain-lain. Untuk itu lebih baik menjaga asupan makanan dengan yang baik dan halal. Tidak memakan makanan junk food, ataupun makanan yang mengandung penguat rasa secara berlebihan. Obesitas juga sangat mempengaruhi kesehatan.
Nah, agar jangan sampai seperti saya yang harus terbaring di meja operasi untuk mengelurkan penyakit, maka jaga kesehatan dengan baik. Asupan makanan berupa sayur, ikan atau protein dan buah-buahan wajib disantap setiap makan.
Untuk sementara itu yang bisa saya sampaikan tentang pengalaman operasi miom dan kista ini. Hal-hal detail lainnya akan saya tuliskan di hari lainnya.