Di masa jigeum, belajar membaca nggak lagi mengeja. Melainkan seperti belajar membaca huruf hijaiyah. Apakah cara ini lebih efektif dibandingkan dengan cara mengeja?
Entah mengapa, saya jadi teringat nasihat dari sahabat Nabi, Sayidina Ali bin Abi Thalib, “Didiklah anak sesuai dengan zamannya karena mereka hidup pada zamannya bukan pada zamanmu.”
Tetapi, apakah belajar membaca tanpa mengeja akan lebih efektif dibandingkan dengan mereka yang belajar membaca dengan mengeja?
Sebenarnya, ini juga masih dalam pemikiran saya sebagai orang tua yang lahir dari generasi belajar membaca dengan mengeja. Sebab, terkadang dengan mengeja, anak lebih mudah dalam pengucapannya. Akan tetapi, kelemahannya memang anak harus menghapalkan huruf.
Apakah dengan belajar membaca tanpa mengeja berarti tidak menghapalkan huruf?
Bisa iya, bisa tidak.