*Disclaimer: Ini bukan review atau sejenisnya
Pertama kali berkenalan dengan nama beliau ketika masih duduk di bangku kelas 2 sekolah menengah pertama. Waktu itu kamimendapat tugas mereview novel yang termasuk dalam periode Pujangga Baru. Kala itu, bahan bacaan kami masih sangat terbatas terlebih karena kami tingal di pelosok desa.
Beberapa pilihan judul yang bisa kami pilih seperti “Belenggu”,”Layar Terkembang” dan “Manusia Baru. Namun, karena jumlah kami banyak dan buku diperpustakaan juga terbatas beberapa siswa tidak mendapatkan buku tersebut salah satunya adalah saya.
Untungnya diantara koleksi buku bapak dirumah ada satu novel koleksi Bapak yang berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” karya HAMKA atau akronim dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Di saat itulah saya pertama kaliberkenalan dengan beliau melalui karya sastranya.
Buku pertama dari karangan beliau yang saya baca berhasil membuat saya jatuh cinta sejatuh-jatuhnya pada karya sastra. Buku “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” mengandung banyak kata-kata puitis yang menyihir untuk menjadi seorang penyair.