Kalau dilihat-lihat, polanya memang sama, masing-masing kubu gagal mengartikan maksud kubu lainnya.
Di kubu say yes bawa anak di masjid, hanya fokus membahas tentang membiarkan anak ke masjid agar bisa mencintai masjid, di mana si anak berpikir kalau ternyata masjid itu menyenangkan.
Kubu ini, selalu menutup mata akan kontra dari kubu lain, yang fokus mengedukasi tentang adab membawa anak ke masjid, bahwa itu bukanlah bersifat larangan.
Iya, kenyataannya membawa anak ke masjid sejak dini, menurut saya sangat bermanfaat mengenalkan anak tentang rumah ibadahnya sejak dini.
Namun, bukan berarti ke masjid ngajak anak itu, berasa ajak anak ke sembarang tempat. I mean gini loh, bahkan ketika kita mengajak anak ke playground di mall misalnya, bayar pulak.
Tentunya kita wajib mengajarkan anak tentang adab dan tata tertib bermain kan?. Padahal itu bayar loh. Coba aja seenaknya membiarkan anak kita ngasal aja mengganggu dan merugikan anak lain, atau pihak playground di sana, auto diusir petugasnya nggak sih? hehehe.
Nah, bagaimana mungkin kita sebagai parents mengajak anak ke rumah Allah, rumah yang suci, which is, i know itu adalah rumah Allah, bahkan nabi sendiri mencintai anak-anak di masjid.
Etapi, apakah kita lupa, bukan cuman kita dan anak kita yang punya Allah. Dia milik semua manusia, yang berarti bahwa, di luar konteks masjid adalah rumah Allah, tetap saja itu adalah fasilitas umum, yang wajib saling toleransi di sana.
Iya nggak sih?
Jadi, sebenarnya si MamiRey ini masuk kubu mana sih? hahaha.
Tentu saja saya masuk kubu di mana mengajak anak ke masjid itu, dahulukan adab dulu, karena parenting tertinggi buat saya itu adalah, ketika anak tidak merugikan orang lain.
Selengkapnya baca di blog parentingbyrey.com tentang tips mengajak anak ke masjid ala MamiRey